Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung upaya pengembangan sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengurangi ketergantungan masyarakat setempat terhadap beras sebagai makanan pokok.

Hal itu terungkap saat pertemuan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dengan Penggagas dan Pendamping Budidaya Sorgum di Flores, Maria Loretha, di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin.

Pertemuan tersebut membahas pengembangan komoditas sorgum sebagai pangan pokok masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Flores Timur, lembata, Manggarai Barat, Sumba Timur dan Ende.

Mentan menyatakan dukungannya terhadap pengembangan sorgum tersebut di lahan marginal dan menjadi pangan pokok masyarakat setempat, sehingga masyarakat tidak bergantung padi beras.

"Pengembangan sorgum harus terus dikembangkan sebagai pengganti terigu, pakan ternak dan salah satu bahan pangan untuk melakukan penganekaragaman pangan," katanya.

Menurut dia, tahun ini akan segera dikembangkan 1.000 hektar Sorgum dan pasarnya akan disiapkan juga.

Maria Loretha menyatakan, siap mengembangkan sorgum tersebut sebab, di Flores Timur, Lembata, Manggarai Barat, Sumba Timur dan Ende serta daerah lain yang ada di NTT tersedia banyak lahan marginal yang cocok untuk budidaya komoditas pangan tersebut.

Menurut dia, pihaknya melakukan pengembangan sorgum sejak 2007 bersama Yayasan Kehati dan Yaspensel. Pengembangan sorgum tersebut tidak dengan sistem Demonstrasi Plot (Demplot) namun langsung turun aksi bersama masyarakat petani yang memiliki lahan marginal yang tidak bisa ditanami padi, jagung dan komoditas pangan lainnya.

"Sorgum yang kami kembangkan sampai saat ini tidak menggunakan pupuk tapi menggunakan air alami saja. Air tersebut membawa unsur hara alami yang menyuburkan lahan dan untuk kebutuhan tanaman. Padahal lahan itu sudah ditanami sorgum berkali-kali," ujarnya.