Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian membicarakan persoalan penyelundupan manusia bersama Kepala Polisi Sri Lanka "Inspector General of Police" Pujith Jayasundara.
"Secara khusus terkait adanya ancaman ex LTTE yang masuk ke Indonesia sebagai pengungsi atau pencari suaka," kata Jenderal Polisi Tito Karnavian melalui keterangan tertulis di Jakarta Senin.
Tito mengunjungi Markas Besar Kepolisian Sri Lanka sebagai kunjungan kerja bilateral pertama usai pelantikan beberapa bulan lalu.
Kapolri didampingi Kepala Divisi Hubungan Internasional, Kepala Divisi Humas, Kepala Densus 88 Antiteror dan Direktur Pidana Umum Bareskrim bertemu pimpinan Polisi Sri Lanka dan jajaran.
Kapolri juga menghadiri acara "The 150th anniversary of Srilanka Police confrence for the high rangking police officials".
Tito menuturkan kepolisian Sri Lanka mengapresiasi kunjungan Kapolri untuk mempererat hubungan bilateral.
Dikatakan jenderal polisi bintang empat itu, kepolisian Sri Lanka ingin belajar dari Polri terkait penanganan teroris yang dilakukan Densus 88, serta pengamanan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat lainnya.
"Perlu komunikasi intensif untuk sharing informasi terkait isu itu khususnya bantuan SLP dalam mengidentifikasi yang dicurigai," tutur Tito.
Tito menuturkan Indonesia berada di letak geografis yang strategis sebagai negara transit bagi penyelundupan manusia.
Pada pertemuan itu, kedua kepala kepolisian itu sepakat meningkatkan kerja sama terutama pada bidang terorisme, "people smuggling" dan kejahatan transnasional lainnya.
Selain itu, Polri dan kepolisian Srilanka akan bekerja sama mengembangkan kapasitas personel melalui pelatihan maupun kursus di JCLEC Semarang Jawa Tengah.
Secara khusus, Kapolri juga mengundang Kepala Polisi Srilanka menghadiri menghadiri Sidang Umum Interpol di Bali pada 7-10 November 2016.
Kapolri kunjungi Markas Besar Kepolisian Sri Lanka
3 Oktober 2016 18:38 WIB
Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian (ANTARA /Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: