Jet-jet tempur Rusia gempur Aleppo
1 Oktober 2016 20:15 WIB
Seorang pria menggendong anak perempuan yang terluka di situs yang rusak setelah terkena serangan udara dua kali di lingkungan yang dikendalikan pemberontak, Bab al-Nairab, Aleppo, Suriah, Sabtu (27/08/2016). (REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Amman (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur Rusia menggempur kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak di bagian utara Aleppo pada Sabtu sementara tentara menyerang bagian kota itu yang dikepung dalam suatu ofensif, kata pemberontak dan satu kelompok pemantau.
Rusia dilaporkan pada Jumat akan mengirim lagi jet-jet tempur ke Suriah untuk meningkatkan kampanye udaranya sementara Amerika Serikat mengatakan pihaknya masih mencari resolusi diplomatik.
Serangan-serangan paling akhir itu merupakan bagian dari ofensif pemerintah Suriah dukungan Rusia untuk merebut kembali Aleppo yang dikuasai pemberontak dan menghancurkan benteng terakhir dari revolusi menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mulai pecah pada 2011.
Serangan-serangan udara pada Sabtu fokus pada jalur pemasokan utama ke kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak - Jalan Cantello dan distrik Malah - sementara pertempuran merebak di Suleiman al Halabi, distrik di dekatnya, jalur terdepan ke arah utara Kota Tua Aleppo.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei lavrov berbicara melalui telepon untuk hari ketiga pada Jumat. Seorang diplomat tinggi Rusia mengatakan Moskow siap mempertimbangkan cara-cara menormalisasi situasi di Aleppo.
Tetapi Lavrov mengecam kegagalan Washington memisahkan kelompok-kelompok pemberontak yang moderat dari mereka yang Rusia sebut terroris, yang telah membiarkan pasukan pimpinan kelompok yang sebelumnya dikenal dengan nama Fron Nusra untuk melanggar gencatan senjata AS-Rusia yang disepakati pada 9 September.
AS menjelaskan pihaknya tidak akan, sedikitnya untuk sekarang, melaksanakan sebuah ancaman yang dibuat pada Rabu guna menghentikan diplomasi jika Rusia tidak mengambil langkah-langkah segera mengakhir kekerasan itu.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi manusia, sebuah kelompok yang berkedudukan di Inggris dan memantau perang itu, melaporkan gempuran hebat oleh pasukan pemerintah dan pertempuran di Suleiman al-Halabi.
Pemantau itu mengatakan pesawat-pesawat tempur menyerang sebuah rumah sakit lapangan di distrik al Sakhour yang dikuasai pemberontak dibom untuk kedua kali. Rumah sakit itu merupakan salah satu dari empat fasilitas medis yang disasar dalam beberapa hari terakhir.
Serangan itu merenggut sedikitnya satu nyawa dan melukai beberapa orang dan menyebabkan rumah sakit tersebut tak berfungsi, katanya.
Ratusan orang telah meneinggal dalam pengeboman itu dan ratusan lagi cedera. Hanya tersedia sedikit akses untuk memperoleh perawatan di rumah-rumah sakit akibat ketiadaan pasokan dasar, demikian Reuters.
(M016)
Rusia dilaporkan pada Jumat akan mengirim lagi jet-jet tempur ke Suriah untuk meningkatkan kampanye udaranya sementara Amerika Serikat mengatakan pihaknya masih mencari resolusi diplomatik.
Serangan-serangan paling akhir itu merupakan bagian dari ofensif pemerintah Suriah dukungan Rusia untuk merebut kembali Aleppo yang dikuasai pemberontak dan menghancurkan benteng terakhir dari revolusi menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mulai pecah pada 2011.
Serangan-serangan udara pada Sabtu fokus pada jalur pemasokan utama ke kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak - Jalan Cantello dan distrik Malah - sementara pertempuran merebak di Suleiman al Halabi, distrik di dekatnya, jalur terdepan ke arah utara Kota Tua Aleppo.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei lavrov berbicara melalui telepon untuk hari ketiga pada Jumat. Seorang diplomat tinggi Rusia mengatakan Moskow siap mempertimbangkan cara-cara menormalisasi situasi di Aleppo.
Tetapi Lavrov mengecam kegagalan Washington memisahkan kelompok-kelompok pemberontak yang moderat dari mereka yang Rusia sebut terroris, yang telah membiarkan pasukan pimpinan kelompok yang sebelumnya dikenal dengan nama Fron Nusra untuk melanggar gencatan senjata AS-Rusia yang disepakati pada 9 September.
AS menjelaskan pihaknya tidak akan, sedikitnya untuk sekarang, melaksanakan sebuah ancaman yang dibuat pada Rabu guna menghentikan diplomasi jika Rusia tidak mengambil langkah-langkah segera mengakhir kekerasan itu.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi manusia, sebuah kelompok yang berkedudukan di Inggris dan memantau perang itu, melaporkan gempuran hebat oleh pasukan pemerintah dan pertempuran di Suleiman al-Halabi.
Pemantau itu mengatakan pesawat-pesawat tempur menyerang sebuah rumah sakit lapangan di distrik al Sakhour yang dikuasai pemberontak dibom untuk kedua kali. Rumah sakit itu merupakan salah satu dari empat fasilitas medis yang disasar dalam beberapa hari terakhir.
Serangan itu merenggut sedikitnya satu nyawa dan melukai beberapa orang dan menyebabkan rumah sakit tersebut tak berfungsi, katanya.
Ratusan orang telah meneinggal dalam pengeboman itu dan ratusan lagi cedera. Hanya tersedia sedikit akses untuk memperoleh perawatan di rumah-rumah sakit akibat ketiadaan pasokan dasar, demikian Reuters.
(M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: