Indonesia kembali pamerkan buku di Frankfurt Book Fair
29 September 2016 17:39 WIB
Dokumentasi tamu undangan berinteraksi di ruang 'Island of Images' Paviliun Indonesia usai pembukaan "Frankfurt Book Fair 2015" di Frankfurt, Jerman, Selasa (13/10) malam. Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam gelaran yang bertajuk "17.000 Islands of Imagination" itu dengan menampilkan karya 75 pengarang Indonesia dan berlangsung pada 14-18 Oktober 2015. (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kembali akan memamerkan buku-buku karya anak bangsa di pameran buku dunia Frankfurt Book Fair (FBF) 2016 setelah setahun sebelumnya menjadi tamu kehormatan di ajang tersebut.
"Karya buku Indonesia kini sudah dikenal penerbit dunia lebih luas lagi setelah kita jadi tamu kehormatan FBF 2015. Kini kita diundang lagi di tahun ini," kata Ketua Komite Buku Nasional, Laura Prinsloo, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, Indonesia akan memamerkan sekitar 300 judul buku yang dipilih tim kurator independen. Buku-buku karya anak bangsa akan mentas pada 18 hingga 23 Oktober 2016.
Sejumlah karya penulis Indonesia, kata dia, akan mewarnai etalase pameran Indonesia. Beberapa nama itu seperti Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, dan Seno Gumira Ajidarma.
Menurut Laura, diundangnya Indonesia untuk kembali berpartisipasi dalam FBF tidak lepas dari prestasi dalam partisipasi di ajang yang sama tahun 2015.
Meski tidak menjadi tamu kehormatan sebagaimana tahun sebelumnya, kata dia, Indonesia tetap berkesempatan untuk memajang sejumlah buku karya anak bangsa yang sudah dikenal dan diminati penerbit mancanegara.
Setidaknya, kata Laura, kualitas karya penulis buku Indonesia telah dikenal luas sejak tim Indonesia jadi tamu kehormatan FBF 2015 dan karyanya terpajang di gerai utama pameran.
"Memang tidak mudah untuk menjadi tamu kehormatan. Tapi kita beruntung pernah berkesempatan jadi guest of honour karena dengan begitu penulis kita makin dikenali dan karyanya menjadi dilirik penerbit dunia," kata dia.
Pada FBF 2014, sebanyak 60 hak cipta buku Indonesia dibeli penerbit mancanegara. Pada 2015, hak cipta yang dibeli meningkat dua kali lipat karena Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Laura mengatakan FBF memiliki posisi strategis dalam mempromosikan buku karya penulis Indonesia. Untuk itu, dia sangat bersyukur Indonesia kembali diundang di ajang pameran kelas dunia tersebut.
"Karya buku Indonesia kini sudah dikenal penerbit dunia lebih luas lagi setelah kita jadi tamu kehormatan FBF 2015. Kini kita diundang lagi di tahun ini," kata Ketua Komite Buku Nasional, Laura Prinsloo, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, Indonesia akan memamerkan sekitar 300 judul buku yang dipilih tim kurator independen. Buku-buku karya anak bangsa akan mentas pada 18 hingga 23 Oktober 2016.
Sejumlah karya penulis Indonesia, kata dia, akan mewarnai etalase pameran Indonesia. Beberapa nama itu seperti Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, dan Seno Gumira Ajidarma.
Menurut Laura, diundangnya Indonesia untuk kembali berpartisipasi dalam FBF tidak lepas dari prestasi dalam partisipasi di ajang yang sama tahun 2015.
Meski tidak menjadi tamu kehormatan sebagaimana tahun sebelumnya, kata dia, Indonesia tetap berkesempatan untuk memajang sejumlah buku karya anak bangsa yang sudah dikenal dan diminati penerbit mancanegara.
Setidaknya, kata Laura, kualitas karya penulis buku Indonesia telah dikenal luas sejak tim Indonesia jadi tamu kehormatan FBF 2015 dan karyanya terpajang di gerai utama pameran.
"Memang tidak mudah untuk menjadi tamu kehormatan. Tapi kita beruntung pernah berkesempatan jadi guest of honour karena dengan begitu penulis kita makin dikenali dan karyanya menjadi dilirik penerbit dunia," kata dia.
Pada FBF 2014, sebanyak 60 hak cipta buku Indonesia dibeli penerbit mancanegara. Pada 2015, hak cipta yang dibeli meningkat dua kali lipat karena Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Laura mengatakan FBF memiliki posisi strategis dalam mempromosikan buku karya penulis Indonesia. Untuk itu, dia sangat bersyukur Indonesia kembali diundang di ajang pameran kelas dunia tersebut.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: