Padang (ANTARA News) - Akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra menilai sikap hedonis telah mendorong orang mengaku bisa menggandakan uang seperti yang dituduhkan terhadap pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur.
"Penggandaan uang itu adalah jalan pintas bagi orang-orang yang mengalami disorientasi karena ingin mencapai target tertentu," kata Azra di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas Padang dengan tema Penguatan Ilmu Sosial dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa".
"Kalau mengumpulkan uang dengan cara normal entah kapan bisa akibatnya orang mengambil jalan pintas," katanya.
Prof Azyumardi juga mengemukakan kondisi yang ada diperparah dengan pengkultusan pada individu yang dinilai memiliki karisma"sehingga banyak yang tersesat dibuatnya."
Ia menjelaskan orang yang mau melakukan hal itu adalah mereka yang mengalami krisis karakter dan tak punya jati diri sehingga mengalami disorientasi.
Ia menilai salah satu solusi mengatasi hal ini adalah melalui pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga.
Keluarga adalah sumber pembentukan karakter yang pertama dan utama bagi , namun banyak para orang tua yang sibuk bekerja dan membebankan pembentukan karakter anak ke sekolah, ujar dia.
Penyebab orang mengaku-aku bisa menggandakan uang
29 September 2016 15:10 WIB
ilustrasi - suatu barang bukti kasus penipuan (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: