Bojonegoro Siaga I banjir Bengawan Solo
29 September 2016 09:52 WIB
Warga mengamankan perabot rumah tangga saat banjir menggenangi permukiman di Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/6/2016). (ANTARA FOTO/Maulana Surya/foc/16)
Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memberlakukan siaga I dalam menghadapi banjir Bengawan Solo setelah ketinggian air mencapai 13,10 meter, Kamis pukul 09.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro naik cukup tajam, sebab tiga jam sebelumnya hanya 12,82 meter," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyono, Kamis.
Begitu pula, lanjut dia, dalam waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota, juga merangkak naik menjadi 28,05 meter (siaga I-29 meter).
Sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat masih pada posisi 27,90 meter pukul 06.00 WIB.
"Naiknya air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, disebabkan pengaruh banjir di daerah hulunya, antara lain, Madiun dan sekitarnya," jelas dia.
Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, mencapai 8,70 meter (siaga III-merah), Kamis pukul 08.00 WIB.
"Meskipun air Bengawan Solo di hilir Jatim naik, tapi kondisi Bengawan Solo di hilir Jatim masih terkendali," ucapnya menambahkan.
Dengan masuk siaga banjir, katanya, pemantauan air Bengawan Solo di Bojonegoro dilakukan satu jam sekali, yang sebelumnya tiga jam sekali.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, menjelaskan BPBD terus melakukan pemantauan cuaca di daerah hulu yang menjadi pemasok air banjir di hilir Jatim.
Pemantauan cuaca, menurut dia, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya.
Sesuai data BMKG Juanda, Surabaya, menyebutkan bahwa di Ngawi, Bojonegoro, Madiun dan Magetan, terjadi hujan ringan dan di Ponorogo terjadi hujan sedang dalam dua hari ini.
"Laporan terkait Waduk Gajahmungkur di Wonogiri, Jawa Tengah, juga tidak ada pembuangan air melalui saluran pelimpah yang bisa menambah besarnya banjir di hilir Jatim," tuturnya.
Ia juga mengatakan BPBD telah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang memasuki musim hujan tahun ini.
"Seluruh desa/kelurahan juga sudah diinstruksikan untuk mengantifkan tim penanggulangan bencana," tambahnya.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro naik cukup tajam, sebab tiga jam sebelumnya hanya 12,82 meter," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyono, Kamis.
Begitu pula, lanjut dia, dalam waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota, juga merangkak naik menjadi 28,05 meter (siaga I-29 meter).
Sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat masih pada posisi 27,90 meter pukul 06.00 WIB.
"Naiknya air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, disebabkan pengaruh banjir di daerah hulunya, antara lain, Madiun dan sekitarnya," jelas dia.
Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, mencapai 8,70 meter (siaga III-merah), Kamis pukul 08.00 WIB.
"Meskipun air Bengawan Solo di hilir Jatim naik, tapi kondisi Bengawan Solo di hilir Jatim masih terkendali," ucapnya menambahkan.
Dengan masuk siaga banjir, katanya, pemantauan air Bengawan Solo di Bojonegoro dilakukan satu jam sekali, yang sebelumnya tiga jam sekali.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, menjelaskan BPBD terus melakukan pemantauan cuaca di daerah hulu yang menjadi pemasok air banjir di hilir Jatim.
Pemantauan cuaca, menurut dia, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya.
Sesuai data BMKG Juanda, Surabaya, menyebutkan bahwa di Ngawi, Bojonegoro, Madiun dan Magetan, terjadi hujan ringan dan di Ponorogo terjadi hujan sedang dalam dua hari ini.
"Laporan terkait Waduk Gajahmungkur di Wonogiri, Jawa Tengah, juga tidak ada pembuangan air melalui saluran pelimpah yang bisa menambah besarnya banjir di hilir Jatim," tuturnya.
Ia juga mengatakan BPBD telah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang memasuki musim hujan tahun ini.
"Seluruh desa/kelurahan juga sudah diinstruksikan untuk mengantifkan tim penanggulangan bencana," tambahnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: