Jakarta (ANTARA News) - Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Nusa Tenggara Barat didorong memiliki daya saing tinggi agar dapat memenuhi standar-standar tertentu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Jadi bagaimana peran pemerintah ini melakukan terobosan untuk menembus pasar-pasar baru sehingga produksi lokal ini yang mempunyai nilai seni luar biasa masuk ke pasar yang lebih luas," ungkap Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Farid Al-Fauzi dalam siaran pers yang diterima Antara News.
Menurut dia, selama ini kendala pelaku usaha dalam melakukan ekspor melalui daerah lain terletak pada kepercayaan buyer yang rendah pada daerah NTB.
Hal ini membuat pelaku usaha NTB jarang melakukan direct selling untuk ekspor atas nama NTB.
Persoalan tersebut terjadi karena NTB tidak terkenal seperti Bali yang mudah mendapat perhatian dan kepercayaan dari pihak asing.
Tetapi, seiring dengan berkembangnya pariwisata NTB tentu pihak asing secara tidak langsung akan mulai membuka peluang untuk bisnis kreatif NTB.
"Ini yang akan kita design bersama nanti dengan kementerian perindustrian dan perdagangan di Komisi VI DPR RI, agar IKM juga memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni dan memiliki kelengkapan administrasi sebagai pelaku usaha untuk meminimalisir kendala-kendala di kemudian hari," kata dia.
Ia mengimbau pemerintah daerah, provinsi maupun pusat dapat melakukan terobosan untuk menembus pasar baru yang lebih luas sehingga IKM di Provinsi NTB dapat bersaing sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Hadapi MEA, IKM harus buat terobosan
28 September 2016 12:38 WIB
M. Farid Al-Fauzi (www.dpr.go.id)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: