Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp12.912 dari posisi sebelumnya sebesar Rp12.909 per dolar AS.

"Dolar AS menguat di tengah membaiknya indeks kepercayaan konsumer Amerika Serikat dan harga minyak mentah dunia yang bervariasi," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa indeks kepercayaan konsumer Amerika Serikat pada bulan September sebesar 104,1, naik dari 101,8 pada bulan Agustus 2016.

Terpantau harga minyak jenis WTI crude melemah 0,02 persen menjadi 44,66 dolar AS per barel, dan brent crude naik 0,35 persen menjadi 46,13 dolar AS per barel.

Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan mata uang rupiah relatif masih stabil di level Rp12 ribu/dolar AS di tengah uang tebusan yang terus bertambah seiring dengan naiknya deklarasi dan repatriasi amnesti pajak.

"Kondisi itu terus mendorong optimisme di pasar keuangan domestik. Selanjutnya, fokus pelaku pasar akan sedikit teralih ke angka inflasi September 2016," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk. Rully Nova menambahkan bahwa sentimen amnesti pajak akan menjaga rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam.

"Fluktuasi nilai tukar rupiah juga akan dijaga sesuai dengan fundamentalnya," katanya.