Clinton, Trump adu gagasan dan pengalaman dalam debat pertama
27 September 2016 19:32 WIB
Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton di permulaan debat kepresidenan pertama mereka di Hofstra University di Hempstead, New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2016). (REUTERS/Joe Raedle/Pool)
Hempstead, AS (ANTARA News) - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik dan Demokrat pada Senin (Selasa WIB) saling melempar tudingan soal rasisme, pengalaman, dan stamina dalam debat pertama menuju pemungutan suara untuk posisi tertinggi Gedung Putih pada November mendatang.
Hillary Clinton dari Demokrat menuding lawannya, Donald Trump, punya sejarah panjang rasisme, seksisme dan penggelapan panjak, dalam debat yang berlangsung panas tersebut.
Sementara Trump, pengembang hunian elit yang belum pernah menduduki jabatan publik, menyatakan bahwa Clinton tidak becus saat menduduki berbagai jabatan penting seperti menteri luar negeri, senator, dan ibu negara.
Menurut Trump, pengalaman panjang Clinton tersebut adalah "pengalaman yang buruk."
Keduanya memulai perdebatan mengenai tempat lahir Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang sempat dipertanyakan Trump. Kontroversi itu memaksa Obama untuk membuka kepada publik akta kelahiran miliknya pada 2011.
Baru pada bulan ini Trump mengakui bahwa Obama lahir di Amerika Serikat.
"Trump memulai karir politiknya dengan kebohongan rasis. Dia menuding presiden kulit hitam pertama bukan merupakan warga Amerika Serikat tanpa bukti apa pun. Tapi dia terus bersikeras selama bertahun-tahun," kata Clinton.
Trump kemudian menjawab bahwa Clinton lah yang memulai kontroversi mengenai kelahiran Obama saat keduanya bertarung memperebutkan nominasi calon presiden Partai Demokrat pada 2008.
"Saya adalah orang yang memaksa Obama untuk membuka akta kelahirannya. Saya justru menghasilkan sesuatu yang baik," kata Trump.
Menjelang berakhirnya perdebatan, Trump menyatakan bahwa Clinton tidak punya stamina untuk menjadi presiden.
"Dia tidak punya stamina," kata Trump.
Clinton kemudian menjawab, "kalau Trump mampu berkunjung ke 112 negara kemudian merundingkan kesepakatan damai, gencatan senjata, atau pelepasan tahanan politik, atau menjalani kesaksian selama 11 jam seperti yang pernah saya lakukan, baru dia bisa berbicara soal stamina."
Clinton juga sempat menyinggung soal catatan pajak yang sampai saat ini belum pernah dikeluarkan oleh Trump dan mempertanyakan apakah laki-laki berusia 70 tahun itu benar-benar kaya.
Clinton mencatat bahwa dalam beberapa tahun di mana Trump membuka catatan pajaknya, pengusaha itu tidak membayar pajak pendapatan kepada pemerintah pusat.
"Itu berarti saya pintar," jawab Trump.
"Saya punya pemasukan yang luar biasa banyak," kata dia sambil menambahkan bahwa sudah saatnya Amerika Serikat dipimpin oleh seseorang yang mengetahui banyak soal uang.
Trump kemudian mengkritik kesepakatan perdagangan bebas antara Amerika Serikat dengan negara-negara Asia (Trans Pacific Partnership - TPP) yang diiniasasi oleh Clinton saat menjabat sebagai menteri luar negeri.
TPP ditandatangani saat Clinton sudah digantikan oleh John Kerry. Sebagai kandidat presiden, Clinton menolak kesepakatan yang dimulainya sendiri itu.
"Anda pada awalnya mendukung TPP. Lalu Anda mendengar saya menyatakan betapa buruk kesepakatan itu, lalu Anda berkata, yah, saya akan kalah jika berdebat soal ini dan kemudian berubah sikap," kata Trump.
"Donald, saya tahu Anda hidup di dunia imajinasi Anda sendiri, tapi bukan seperti itu faktanya," kata Clinton menjawab, demikian Reuters melaporkan.
(G005)
Hillary Clinton dari Demokrat menuding lawannya, Donald Trump, punya sejarah panjang rasisme, seksisme dan penggelapan panjak, dalam debat yang berlangsung panas tersebut.
Sementara Trump, pengembang hunian elit yang belum pernah menduduki jabatan publik, menyatakan bahwa Clinton tidak becus saat menduduki berbagai jabatan penting seperti menteri luar negeri, senator, dan ibu negara.
Menurut Trump, pengalaman panjang Clinton tersebut adalah "pengalaman yang buruk."
Keduanya memulai perdebatan mengenai tempat lahir Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang sempat dipertanyakan Trump. Kontroversi itu memaksa Obama untuk membuka kepada publik akta kelahiran miliknya pada 2011.
Baru pada bulan ini Trump mengakui bahwa Obama lahir di Amerika Serikat.
"Trump memulai karir politiknya dengan kebohongan rasis. Dia menuding presiden kulit hitam pertama bukan merupakan warga Amerika Serikat tanpa bukti apa pun. Tapi dia terus bersikeras selama bertahun-tahun," kata Clinton.
Trump kemudian menjawab bahwa Clinton lah yang memulai kontroversi mengenai kelahiran Obama saat keduanya bertarung memperebutkan nominasi calon presiden Partai Demokrat pada 2008.
"Saya adalah orang yang memaksa Obama untuk membuka akta kelahirannya. Saya justru menghasilkan sesuatu yang baik," kata Trump.
Menjelang berakhirnya perdebatan, Trump menyatakan bahwa Clinton tidak punya stamina untuk menjadi presiden.
"Dia tidak punya stamina," kata Trump.
Clinton kemudian menjawab, "kalau Trump mampu berkunjung ke 112 negara kemudian merundingkan kesepakatan damai, gencatan senjata, atau pelepasan tahanan politik, atau menjalani kesaksian selama 11 jam seperti yang pernah saya lakukan, baru dia bisa berbicara soal stamina."
Clinton juga sempat menyinggung soal catatan pajak yang sampai saat ini belum pernah dikeluarkan oleh Trump dan mempertanyakan apakah laki-laki berusia 70 tahun itu benar-benar kaya.
Clinton mencatat bahwa dalam beberapa tahun di mana Trump membuka catatan pajaknya, pengusaha itu tidak membayar pajak pendapatan kepada pemerintah pusat.
"Itu berarti saya pintar," jawab Trump.
"Saya punya pemasukan yang luar biasa banyak," kata dia sambil menambahkan bahwa sudah saatnya Amerika Serikat dipimpin oleh seseorang yang mengetahui banyak soal uang.
Trump kemudian mengkritik kesepakatan perdagangan bebas antara Amerika Serikat dengan negara-negara Asia (Trans Pacific Partnership - TPP) yang diiniasasi oleh Clinton saat menjabat sebagai menteri luar negeri.
TPP ditandatangani saat Clinton sudah digantikan oleh John Kerry. Sebagai kandidat presiden, Clinton menolak kesepakatan yang dimulainya sendiri itu.
"Anda pada awalnya mendukung TPP. Lalu Anda mendengar saya menyatakan betapa buruk kesepakatan itu, lalu Anda berkata, yah, saya akan kalah jika berdebat soal ini dan kemudian berubah sikap," kata Trump.
"Donald, saya tahu Anda hidup di dunia imajinasi Anda sendiri, tapi bukan seperti itu faktanya," kata Clinton menjawab, demikian Reuters melaporkan.
(G005)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: