Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa pembangunan national branded untuk peningkatan citra Indonesia di dunia bukan hanya pembuatan logo, slogan atau tag line tapi harus sampai pada realita dalam kehidupan keseharian.

"Saya ingin mengingatkan bahwa membangun national branding bukan hanya sekedar membuat logo atau tag line, atau slogan," kata Jokowi ketika membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Presiden meminta agar egosentrisme dalam membangun national branding diperbaiki dan dikoreksi bersama-sama.

"Kita lakukan konsolidasi sehingga nantinya kita dapat bersaing dengan negara-negara lain," katanya.

Presiden juga meminta agar soft power yang dimiliki bangsa ini diperkuat, diplomasi kebudayaan digencarkan, peningkatan pengenalan kuliner dan juga promosi melalui kegiatan olah raga.

"National branding adalah upaya bersama semua pihak untuk meningkatkan dan menjaga citra positif, persepsi positif negara kita," katanya.

Menurut dia, citra positif harus dijaga dengan cara memberikan pelayanan yang baik cepat dan profesional.

"Sekali lagi saya tekankan bahwa deferensiasi, positioning dan branding bukan sekedar logo, slogan, dan tidak boleh berhenti pada citra positif melainkan betul-betul bisa kita jumpai dalam realitas sehari-hari," katanya.

Presiden meminta dilakukannya konsolidasi antar berbagai pihak sehingga Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

"Membangun national branded adalah membangun, mewujudkan dan menjaga citra, persepsi positif, dengan pelayanan baik, cepat dan profesional," tegasnya.

Tampak hadir dalam ratas itu sejumlah menteri antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menkominfo Rudiantara.

Selain itu Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Mendag Enggartiasto Lukita, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Wamenkeu Mardiasmo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menpora Imam Nahrawi, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung.