Mayor Infantri Agus Yudhoyono resmi akhiri tugas di TNI AD
27 September 2016 15:57 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono secara resmi mengakhiri tugas dan jabatannya sebagai komandan Batalion Infantri Mekanis 203/Arya Kamuning, Senin (26/9). Saat dia memutuskan menerima aspirasi Partai Demokrat untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta 2017, dia sedang memimpin batalionnya dalam latihan bersama dengan Angkatan Darat Australia di Australia. (Instagram Ani Yudhoyono @aniyudhoyono)
Jakarta (ANTARA News) - Mayor Infantri Agus Harimurti Yudhoyono secara resmi mengakhiri tugas dan jabatannya di TNI AD sebagai komandan Batalion Infantri Mekanis 203/Arya Kamuning, Senin (26/9).
Agus --peraih pedang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik dari Akademi Militer-- menyerahkan tugas dan tanggung jawab dari jabatannya kepada Kepala Staf Brigade Infantri I Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti, Letnan Kolonel Infantri Edwin Sumantha.
Agus, putra sulung Presiden Susilo Yudhoyono dan Kristiani Yudhyonono, harus mengundurkan diri dari dinas aktif ketentaraan Indonesia karena dia maju sebagai calon gubernur DKI dalam Pilkada 2017. Dia berpasangan dengan birokrat karir di pemerintahan DKI Jakarta, Sylviana Murni.
Foto serah terima jabatan Agus itu diunggah oleh ibunya, dalam akun Instagram-nya, @aniyudhoyono, hari ini.
"AHY menyerahkan tugas dan tanggung jawab Komandan Yonif Mekanis 203/Arya Kamuning kepada Kasbrigif 1 PIK/Jaya Sakti, Letkol Inf. Edwin Sumantha," tulis Ani Yudhoyono.
Agus dan Sylviana diusung koalisi empat partai, yakni Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Demi maju di Pilkada 2017, Agus melepaskan kariernya di TNI AD dengan pangkat terakhir mayor dari Korps Infantri. Padahal, pada 1 April 2017 dia disebut-sebut akan mendapat kenaikan pangkat satu tingkat menjadi letnan kolonel.
Dalam pidato pertamanya usai mendaftar sebagai calon gubernur di KPU DKI Jakarta, Jumat malam (23/9), Agus menyebut sebagai hari itu sebagai hari yang bersejarah dalam hidupnya.
Ia bahkan beberapa kali tak kuasa menahan haru dan kegundahannya saat menyebut kata TNI. "Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun," katanya.
"Saya sangat memahami banyak yang merasa sedih, menyayangkan dan mempertanyakan keputusan yang saya ambil karena merasa bahwa saya memiliki karier dan masa depan yang baik di TNI."
"Tapi dengan hati yang tulus, saya menyakinkan bahwa rasa cinta saya pada TNI, yang telah melahirkan dan menempa saya... (terhenti menahan haru)... tidak akan pernah pudar... Dan pada kesempatan yang baik ini pula izinkan saya untuk mengucapkan rasa terima kasih, hormat, dan juga bangga saya kepada para atasan, senior, kepada rekan perwira serta seluruh prajurit....seluruh prajurit yang pernah saya pimpin...," kata dia.
"Terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI... yang saya cintai dan saya banggakan," kata dia.
"Namun saya mengatakan bahwa saya siap untuk melakukan pengabdian yang lain yaitu di dunia politik dan pemerintahan. (hadirin bertepuk tangan). Mohon maaf, sejatinya sebenarnya dari TNI pulalah saya belajar dan punya prinsip bahwa mengabdi untuk masyarakat, negara dan bangsa tidak mengenal batas waktu dan wilayah penugasan," kata dia.
Agus --peraih pedang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik dari Akademi Militer-- menyerahkan tugas dan tanggung jawab dari jabatannya kepada Kepala Staf Brigade Infantri I Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti, Letnan Kolonel Infantri Edwin Sumantha.
Agus, putra sulung Presiden Susilo Yudhoyono dan Kristiani Yudhyonono, harus mengundurkan diri dari dinas aktif ketentaraan Indonesia karena dia maju sebagai calon gubernur DKI dalam Pilkada 2017. Dia berpasangan dengan birokrat karir di pemerintahan DKI Jakarta, Sylviana Murni.
Foto serah terima jabatan Agus itu diunggah oleh ibunya, dalam akun Instagram-nya, @aniyudhoyono, hari ini.
"AHY menyerahkan tugas dan tanggung jawab Komandan Yonif Mekanis 203/Arya Kamuning kepada Kasbrigif 1 PIK/Jaya Sakti, Letkol Inf. Edwin Sumantha," tulis Ani Yudhoyono.
Agus dan Sylviana diusung koalisi empat partai, yakni Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Demi maju di Pilkada 2017, Agus melepaskan kariernya di TNI AD dengan pangkat terakhir mayor dari Korps Infantri. Padahal, pada 1 April 2017 dia disebut-sebut akan mendapat kenaikan pangkat satu tingkat menjadi letnan kolonel.
Dalam pidato pertamanya usai mendaftar sebagai calon gubernur di KPU DKI Jakarta, Jumat malam (23/9), Agus menyebut sebagai hari itu sebagai hari yang bersejarah dalam hidupnya.
Ia bahkan beberapa kali tak kuasa menahan haru dan kegundahannya saat menyebut kata TNI. "Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun," katanya.
"Saya sangat memahami banyak yang merasa sedih, menyayangkan dan mempertanyakan keputusan yang saya ambil karena merasa bahwa saya memiliki karier dan masa depan yang baik di TNI."
"Tapi dengan hati yang tulus, saya menyakinkan bahwa rasa cinta saya pada TNI, yang telah melahirkan dan menempa saya... (terhenti menahan haru)... tidak akan pernah pudar... Dan pada kesempatan yang baik ini pula izinkan saya untuk mengucapkan rasa terima kasih, hormat, dan juga bangga saya kepada para atasan, senior, kepada rekan perwira serta seluruh prajurit....seluruh prajurit yang pernah saya pimpin...," kata dia.
"Terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI... yang saya cintai dan saya banggakan," kata dia.
"Namun saya mengatakan bahwa saya siap untuk melakukan pengabdian yang lain yaitu di dunia politik dan pemerintahan. (hadirin bertepuk tangan). Mohon maaf, sejatinya sebenarnya dari TNI pulalah saya belajar dan punya prinsip bahwa mengabdi untuk masyarakat, negara dan bangsa tidak mengenal batas waktu dan wilayah penugasan," kata dia.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: