Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan tidak bisa memberikan jaminan kepada para atlet yang berprestasi di PON Jawa Barat untuk dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

"Kalau daerah memiliki kewenangan untuk mengangkat PNS, maka semua atlet yang berprestasi akan di prioritaskan. Tetapi karena tidak ada kewenangan, maka pemerintah daerah tidak berani menjanjikan para atlet, termasuk atlet cabang olahraga Criket," kata Lebu Raya di Kupang, Selasa.

Atlet NTT dari cabang olahraga criket mampu menunjukkan prestasi di PON Jawa Barat yang berhasil masuk ke babak semifinal dan berpeluang menyumbangkan medali untuk NTT.

Cabang olahraga criket untuk pertama kalinya dipertandingkan di arena PON XIX 2016 di Bandung, Jawa Barat yang tidak dibiayai pula oleh APBD NTT seperti cabang olahraga lain, yang diikutsertakan dalam ajang empat tahunan itu.

Namun, Frans mengatakan tidak bisa menjanjikan para atlet berprestasi tersebut untuk menjadi PNS. Meski demikian, lanjutnya, pemerintah dan DPRD sepakat untuk menyiapkan bonus bagi semua atlet yang berprestasi di PON Jawa Barat 2016.

Bonus yang disiapkan itu, kata dia, berupa satu unit rumah dan uang tunai kepada semua atlet yang berprestasi, baik yang mendulang medali emas, perak maupun perunggu di PON Jawa Barat.

Artinya, semua atlet berprestasi memiliki hak yang sama, kecuali besaran bonus uang antara peraih medali emas, perak dan perunggu yang berbeda, katanya menjelaskan.

Dia berharap, bonus yang ada bisa dijadikan sebagai modal usaha untuk masa depan para atlet sendiri.

Ketua Kontingen NTT, Andre Koreh secara terpisah mengaku bangga karena cabang olahraga Criket yang tidak diperhitungkan di PON Jawa Barat mampu menunjukkan prestasi yang mengembirakan.

Andre Koreh yang juga Ketua KONI NTT itu mengatakan, akan memberikan perhatian pada cabang olahraga ini agar ke depan bisa menunjukkan prestasi yang lebih baik.