Rupiah Senin pagi melemah jadi Rp13.074 per dolar
26 September 2016 10:49 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.074 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.073 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.074 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.073 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS, sentimen dari dalam negeri masih cukup mampu menjaga mata uang domestik untuk tidak tertekan terlalu dalam.
"Sentimen positif dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate) maupun eforia program amnesti pajak masih cukup kuat menjaga rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat, diharapkan dapat mengurangi tekanan dari mata uang Amerika Serikat.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,70 persen menjadi 44,79 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,81 persen menjadi 46,26 dolar AS per barel.
Sementara itu, Kepaka Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa rupiah tampak masih mampu untuk kembali bergerak ke area positif, sentimen mengenai kebijakan bank sentral Amerika Serikat yang mempertahankan tingkat suku bunganya akan menjaga mata uang berisiko seperti rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, kabar baik yang datang dari domestik mengenai perpanjangan administrasi amnesti pajak menjelang berakhirnya akhir periode satu pada 30 September 2016 akan memberi imbas positif bagi mata uang domestik.
"Amnesti pajak periode satu diperpanjang oleh pemerintah untuk hal administrasi dari September menjadi Desember setelah banyak pengusaha yang masih ingin mendaftarkan dirinya untuk melaporkan sejumlah aset namun terkendala oleh proses administrasi," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS, sentimen dari dalam negeri masih cukup mampu menjaga mata uang domestik untuk tidak tertekan terlalu dalam.
"Sentimen positif dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate) maupun eforia program amnesti pajak masih cukup kuat menjaga rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat, diharapkan dapat mengurangi tekanan dari mata uang Amerika Serikat.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,70 persen menjadi 44,79 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,81 persen menjadi 46,26 dolar AS per barel.
Sementara itu, Kepaka Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa rupiah tampak masih mampu untuk kembali bergerak ke area positif, sentimen mengenai kebijakan bank sentral Amerika Serikat yang mempertahankan tingkat suku bunganya akan menjaga mata uang berisiko seperti rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, kabar baik yang datang dari domestik mengenai perpanjangan administrasi amnesti pajak menjelang berakhirnya akhir periode satu pada 30 September 2016 akan memberi imbas positif bagi mata uang domestik.
"Amnesti pajak periode satu diperpanjang oleh pemerintah untuk hal administrasi dari September menjadi Desember setelah banyak pengusaha yang masih ingin mendaftarkan dirinya untuk melaporkan sejumlah aset namun terkendala oleh proses administrasi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: