Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwa sebagian jembatan penyeberangan orang (JPO) sudah tua.
"Berpotensi (rubuh), karena JPO kita sudah tua," katanya saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin pagi.
Ia mengatakan, hal ini tidak terlepas dari banyaknya pembuatan JPO yang dulu bekerjasama dengan pihak swasta serta dipasangi iklan.
"Dalam peraturan gubernur era saya tidak ada lagi iklan di JPO tetapi beberapa kontrak (dengan swasta) belum selesai," ujar Ahok.
JPO yang kontraknya sudah selesai, kata dia, akan dibuat seperti di kawasan Bundaran Hotel Indonesia yang bentuknya terbuka, tidak ada dinding yang bisa menahan angin.
"Jadi JPO itu harusnya terbuka, tidak boleh ada dinding yang menahan angin, dari sisi keamanan juga biar tidak terjadi perampokan dan pelecehan," ujar Ahok.
"Berpotensi (rubuh), karena JPO kita sudah tua," katanya saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin pagi.
Ia mengatakan, hal ini tidak terlepas dari banyaknya pembuatan JPO yang dulu bekerjasama dengan pihak swasta serta dipasangi iklan.
"Dalam peraturan gubernur era saya tidak ada lagi iklan di JPO tetapi beberapa kontrak (dengan swasta) belum selesai," ujar Ahok.
JPO yang kontraknya sudah selesai, kata dia, akan dibuat seperti di kawasan Bundaran Hotel Indonesia yang bentuknya terbuka, tidak ada dinding yang bisa menahan angin.
"Jadi JPO itu harusnya terbuka, tidak boleh ada dinding yang menahan angin, dari sisi keamanan juga biar tidak terjadi perampokan dan pelecehan," ujar Ahok.