Pengusaha Skotlandia ingin berbisnis energi terbarukan di Indonesia
25 September 2016 14:26 WIB
Pekerja membersihkan panel tenaga surya di Desa Bo'a, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Rabu (12/08/2015). Sebanyak 120 rumah di desa tersebut menggunakan listrik dari lima unit kincir angin dan 78 unit panel panas matahari. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
London (ANTARA News) - Kalangan pengusaha di Skotlandia menyatakan keinginannya untuk melakukan kegiatan bisnis di Indonesia terutama yang terkait dengan sektor jasa pendidikan dan energi, termasuk energi terbarukan.
Hal ini terungkap dalam pertemuan bisnis "Business Roundtable," mengenai potensi ekonomi bisnis Indonesia yang diadakan KBRI London bekerjasama dengan BKPM/IIPC London.
Pertemuan tersebut juga didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) untuk Eropa dan didukung The Royal Society of Asian Affairs (RSAA), demikian Sekretaris Pertama Fungsi Politik KBRI London, Gita Loka Murti kepada Antara di London, Sabtu.
Dalam paparannya, Dubes Dr Rizal Sukma menyampaikan secara umum gambaran serta potensi ekonomi Indonesia, antara lain besaran ekonomi Indonesia yang menduduki posisi ke-16 terbesar di dunia.
Bahkan, potensi Indonesia diprediksi akan menjadi peringkat ketujuh pada tahun 2030 dengan jumlah kelas menengah yang terus tumbuh serta potensi populasi muda Indonesia.
Namun demikian, diakuinya Indonesia juga masih tetap dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya korupsi dan keterbatasan infastruktur.
Sebagai upaya menanggulangi tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen terhadap penanggulangan korupsi, pembangunan infrastruktur secara intensif dan reformasi birokrasi.
Dalam kesempatan itu Dubes Rizal Sukma juga menyampaikan beberapa bidang kerjasama yang menjadi prioritas dengan Inggris yaitu bidang maritim, infrastruktur dan ekonomi kreatif.
Sedangkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia untuk Eropa memaparkan berbagai indikator positif makro ekonomi ditengah potensi pertumbuhan ekonomi global yang rendah diantaranya proyeksi GDP Indonesia pada tahun 2016 akan mencapai 4.9 hingga 5.3 persen
Perwakilan BI meyakini pelonggaran kebijakan moneter dan makro prudensial yang dilakukan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
Perbaikan Iklim Investasi
Sementara perwakilan BKPM/IIPC London menyampaikan upaya pemerintah Indonesia memperbaiki iklim investasi di Indonesia dengan melakukan berbagai reformasi antara lain pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM, dan layanan Izin Investasi hanya dalam waktu tiga jam.
Disebutkan nilai perdagangan antara kedua Negara mencapai 2,35 miliar dolar AS dan investasi Inggris di Indonesia tercatat 500 juta dolar AS.
Inggris merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting bagi Indonesia di kawasan Eropa terutama di bidang perdagangan, pariwisata dan investasi.
Selain itu jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia mencapai 300.000 orang.
Hal ini terungkap dalam pertemuan bisnis "Business Roundtable," mengenai potensi ekonomi bisnis Indonesia yang diadakan KBRI London bekerjasama dengan BKPM/IIPC London.
Pertemuan tersebut juga didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) untuk Eropa dan didukung The Royal Society of Asian Affairs (RSAA), demikian Sekretaris Pertama Fungsi Politik KBRI London, Gita Loka Murti kepada Antara di London, Sabtu.
Dalam paparannya, Dubes Dr Rizal Sukma menyampaikan secara umum gambaran serta potensi ekonomi Indonesia, antara lain besaran ekonomi Indonesia yang menduduki posisi ke-16 terbesar di dunia.
Bahkan, potensi Indonesia diprediksi akan menjadi peringkat ketujuh pada tahun 2030 dengan jumlah kelas menengah yang terus tumbuh serta potensi populasi muda Indonesia.
Namun demikian, diakuinya Indonesia juga masih tetap dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya korupsi dan keterbatasan infastruktur.
Sebagai upaya menanggulangi tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen terhadap penanggulangan korupsi, pembangunan infrastruktur secara intensif dan reformasi birokrasi.
Dalam kesempatan itu Dubes Rizal Sukma juga menyampaikan beberapa bidang kerjasama yang menjadi prioritas dengan Inggris yaitu bidang maritim, infrastruktur dan ekonomi kreatif.
Sedangkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia untuk Eropa memaparkan berbagai indikator positif makro ekonomi ditengah potensi pertumbuhan ekonomi global yang rendah diantaranya proyeksi GDP Indonesia pada tahun 2016 akan mencapai 4.9 hingga 5.3 persen
Perwakilan BI meyakini pelonggaran kebijakan moneter dan makro prudensial yang dilakukan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
Perbaikan Iklim Investasi
Sementara perwakilan BKPM/IIPC London menyampaikan upaya pemerintah Indonesia memperbaiki iklim investasi di Indonesia dengan melakukan berbagai reformasi antara lain pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM, dan layanan Izin Investasi hanya dalam waktu tiga jam.
Disebutkan nilai perdagangan antara kedua Negara mencapai 2,35 miliar dolar AS dan investasi Inggris di Indonesia tercatat 500 juta dolar AS.
Inggris merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting bagi Indonesia di kawasan Eropa terutama di bidang perdagangan, pariwisata dan investasi.
Selain itu jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia mencapai 300.000 orang.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: