Jakarta (ANTARA News) - Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX 2016 yang dimulai sejak 17 September dan masih berlangsung hingga 29 September telah memecahkan beberapa rekor dalam beberapa hari penyelenggaraan.
Kesuksesan penyelenggaraan tersebut bukan hal yang terjadi begitu saja tanpa kerja keras dan komitmen Pengurus Besar PON XIX dan Pekan Paralimpiade Nasional.
PB PON XIX memiliki kiat yaitu "catur (empat) sukses" yaitu sukses administrasi, sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses ekonomi.
Sukses administrasi menjadi keharusan setelah berkaca dari penyelenggaraan 2-3 PON terakhir.
“Kami ingin meraih kesuksesan dalam penyelenggaraan, kesuksesan dalam prestasi, kesuksesan dalam menggerakkan perekonomian masyarakat, dan sukses yang tak kalah pentingnya adalah soal administrasi. Yang terakhir ini menjadi sangat penting karena saya tak ingin ada persoalan-persoalan hukum yang menjerat setelah pesta usai, seperti terjadi di sejumlah daerah lain sebelumnya,” tutur Ketua Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Peparnas Jabar 2016, Ahmad Heryawan.
Menurut pria yang akrab disapa Aher ini, berbagai upaya untuk mensukseskan pesta olahraga nasioan ini terus dilakukan.
PB PON terus memagari diri, agar tak berkesempatan melakukan penyalahan-penyalahan kewenangan. Untuk mengawalnya, PB PON menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk supervisi.
Upaya itu sudah dilakukan sejak Agustus 2014 lalu, ditandai dengan penandatanganan Nota Kerjasama antara Pemprov Jabar dengan BPKP tentang pelaksanaan PON XIX/2016.
“Dalam berbagai kesempatan, saya selalu mengingatkan kepada mereka yang terlibat dalam pelaksanaan PON ini agar dapat mengaplikasikan catur sukses. Sukses administrasi yang selalu kami tekankan,”paparnya.
Bahkan Aher menegaskan, jika ada oknum yang mengatasnamakan Ketua PB PON atau pengerus lainnya demi kepentingan pribadi agar segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
“Jika di lapangan ada oknum yang menjual-jual nama Ketua PB PON untuk kepentingan pribadi, saya pastikan itu bohong. Saya sudah meminta kepada seluruh pengurus PB PON agar segera melaporkan kepada pihak berwajib jika di lapangan menemukan oknum seperti itu,”tegas Aher.
Dia menyadari, anggaran untuk penyelenggaraan PON tidak main-main besarnya. Pihaknya mencoba dan berusaha mengawalnya dengan cara yang sebaik-baiknya, melibatkan berbagai pihak yang kompeten untuk itu. Agar dana itu tidak diselewengkan sedikit pun. Agar dana bisa dipertanggungjawabkan secara profesional dan akuntabel.
Selain sukses administrasi, tiga target lainnya sudah bisa dicapai dengan baik. Sukses penyelenggaraan, PB PON sudah membangun maupun memperbaiki fasilitas olahraga atau venue di berbagai kota di Jawa Barat.
“Pelaksanaan PON kali ini betul-betul di Jawa Barat, dari utara ke selatan, dari barat ke timur. Sukses prestasi? Saya kira sangat wajar kalau kami berharap kali ini menjadi pengumpul medali emas terbanyak,”harapnya.
Soal prestasi, Aher menekankan kepada kepada pembina olahraga, bahwa pencapaian sukses tersebut adalah berdasarkan landasan keolahragaan yakni sportivitas.
“Dalam gelaran PON yang sudah berjalan saat ini terbukti rekor baru tercipta dibeberapa cabor oleh anak bangsa seperti, renang dan angkat besi,”paparnya.
Sukses ekonomi kerakyatan, kata Aher, telah dilaksanakan dengan memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberi peluang bagi warga Jabar berusaha. Jabar, untuk diketahui, kini memiliki program menciptakan 100 ribu wirausahawan baru. Sebagian mereka akan memanfaatkan PON untuk menunjukkan kemampuan.
Jabar, faktanya, adalah salah satu daerah yang memiliki penduduk dengan kreativitas tinggi di Indonesia. Kreativitas itu biasanya dikembangkan dalam bentuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Sebagian besar masyarakat Jabar mengandalkan penghasilan kehidupan dari sektor ini. Itu pula sebabnya, ketika krisis ekonomi terjadi pada 1997-an lalu, Jabar termasuk daerah yang tak begitu terpukul.
Sementara itu, Wakil ketua PB PON, Deddy Mizwar menambahkan terkait selogan PON Berjaya di Tanah Legenda. Konsep Berjaya di Tanah Legenda ini memiliki makna mendalam, diantaranya sebagai pernghormatan kepada para legenda olahraga Indonesia. Sehingga, apresiasi ini mampu menjadi pemicu motivasi bagi para atlet yang bertarung dalam PON XIX agar menjadi legenda berikutnya.
Selain itu, Deddy melihat Jawa Barat sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XIX 2016, telah banyak mencatatkan sejarah maupun legenda yang kini tertuan dalam lisan, tulisan, suasana alam, serta seni dan budayanya.
"Sebetulnya kalau dilihat secara keseluruhan ini apresiasi dan tribut untuk para legenda olahraga Indonesia, kemudian kita dorong bagaimana semangat ini melahirkan legenda baru, dan bagaimaapun juga Jawa Barat berbicara alam dan seninya, maka big screeen tadi bagaimana menggelar event olahraga yang menjadi catatan sejarah," bebernya belum lama ini.
Menurut Deddy, catatan penting lainnya, dalam PON XIX 2016 ini venue pertandingan tersebar di 15 kabupaten / kota di Jawa Barat.
"Selama ini kan hanya di satu wilayah saja, nah ini kita kan di 15 kabupaten/kota, jadi dampaknya meluas bisa menumbuhkan kesadaran olahraga masyarakat" ujarnya.
Kiat selenggarakan "Berjaya di Tanah Legenda" yang ulangi sukses PON V/1960
24 September 2016 05:59 WIB
Ketua PB PON XIX Ahmad Heryawan membawa api PON di Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, dalam rangkaian pembukaan pekan olah raga tersebut, Sabtu, 17 September 2016. (foto : Syarif Abdullah)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: