Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.076 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.077 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa pergerakan mata uang domestik relatif terbatas, momentum penguatan bagi dolar AS masih terbuka seiring dengan data klaim pengangguran Amerika Serikat yang dirilis menunjukkan kekuatan.

Ia menambahkan bahwa klaim awal tunjangan pengangguran turun sebanyak 8.000 menjadi 252.000, itu adalah level terendah sejak Juli tahun ini.

"Pasar kerja yang membaik dapat mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah yang menguat masih menjadi sentimen positif bagi mata uang komoditas, seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,37 persen menjadi 46,49 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,18 persen menjadi 48,21 dolar AS per barel.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa sentimen mengenai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate) masih menjaga fluktuasi mata uang domestik.

"Ruang penguatan rupiah masih tersedia dalam jangka pendek, namun keinginan Bank Indonesia menjaga rupiah di nilai fundamentalnya bisa membatasi ruang apresiasi rupiah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak mendatar atau stagnan di level Rp13.098 per dolar AS.