Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana Tugas Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekan pengembalian biaya operasional migas (cost recovery) dalam RAPBN 2017 senilai 10,4 miliar dolar AS.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Kamis, Luhut mengatakan anggaran pengembalian biaya operasional ditekan sebagai upaya penghematan karena SKK Migas sebelumnya mengusulkan anggaran yang disetor kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) itu senilai 11,7 miliar dolar AS.

"Kami enggak mau lari dari 10,4 miliar dolar AS. Saya sudah beritahu Pak Amien. Saya mau segini. Mereka masih argue (berkilah). Tetap, saya mau segitu," katanya.

Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman itu, penurunan target anggaran pengembalian biaya operasional migas tersebut juga telah dikomunikasikan dengan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo.

Ia menyatakan, pihaknya juga ingin agar anggaran pengembalian biaya operasional migas untuk tahun selanjutnya bisa ditekan di bawah 10 miliar dolar AS.

"Menurut saya, banyak biaya yang bisa diturunkan. Kalau itu terjadi, saya melihat mungkin di Kementerian ESDM bisa hemat sampai Rp80 triliun secara keseluruhan," katanya.

Penghematan itu, lanjut Luhut, belum termasuk bidang lainnya, seperti penghematan melalui subsidi tepat sasaran.

"Kalau bisa kita lihat lagi dengan jernih, saya tidak terlalu berlebihan kalau mengatakan kita bisa hemat dekat-dekat Rp100 triliun dengan subsidi yang tepat," katanya.

Luhut menjelaskan permintaannya soal ditekannya anggaran pengembalian biaya operasional migas diakui cukup berat bagi SKK Migas.

Namun, menurut dia, penurunan biaya di tengah lifting yang tinggi akan jadi prestasi tersendiri. Lifting cost dalam eksplorasi minyak adalah satuan biaya untuk membawa satu barel minyak mentah ke atas permukaan tanah

"Saya bilang, jangan berat. Kita coba. Lifting tidak turun tapi cost bisa turun. Kalau itu kita capai baru prestasi. Kalau business as usual itu tidak prestasi. Caranya bagaimana? Ada. Saya sudah bilang kemarin sama tim. Coba cari konsultan yang bisa menurunkan cost recovery kita," katanya.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 disepakati target lifting minyak sebesar 815 ribu barel per hari (bph).