GGGI dukung bauran energi terbarukan 19 persen
21 September 2016 05:50 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro (tengah) didampingi Direktur Jenderal Global Green Growth Institute (GGGI) Yvo de Boer (kiri) menyaksikan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik (kanan) menyiram tanaman saat peluncuran Fase II dari Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program) di Jakarta, Rabu (31/8/2016). (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Global Green Growth Institute (GGGI) mendukung target pemerintah akan capaian bauran energi baru dan terbarukan nasional 19 persen melalui program pertumbuhan ekonomi hijau di industri Indonesia.
"Untuk mendukung target tersebut, GGGI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui penerapan pembangunan hijau GGGI Green Growth yang telah dimulai sejak 2013," kata Perwakilan GGGI Indonesia Anna van Paddenburg pada Kongres Energi Baru dan Terbarukan Dunia di Jakarta, Selasa.
Anna mengatakan program Gol-GGGI Green Growth Program atau program pertumbuhan ekonomi hijau Pemerintah Indonesia-GGGI mencakup ke dalam perencanaan ekonomi dan pembangunan, perubahan teknologi ramah lingkungan, mendorong investasi modal ramah lingkungan serta pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Adapun fokus investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau dibagi menjadi tiga wilayah kerja, yakni energi terbarukan dan efisiensi energi; proyek-proyek infrastruktur hijau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); dan mitigasi hutan dan berbasis lahan.
"Salah satu fokus kami adalah membantu meningkatkan persentase energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional melalui proyek-proyek yang mendukung target pemerintah dalam meningkatkan akses listrik ke sebagian besar daerah terpencil di Indonesia," ujar Anna.
Spesialis Investasi dan Solusi Kebijakan GGGI Suki Atwal mengatakan solar menjadi jenis sumber daya energi baru dan terbarukan di Indonesia yang dapat mengganti diesel untuk efisiensi energi.
"Solar telah mendominasi energi baru dan terbarukan di beberapa negara dan menjadi solusi praktis karena teknologi yang diterapkan mudah dimengerti serta mengurangi biaya yang signifikan 50-70 persen daripada diesel yang lebih mahal," kata Suki.
Proyek GGGI pada sektor energi terbarukan juga dijajaki melalui kerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) melalui penyediaan ahli teknis dalam mengevaluasi proyek di perusahaan yang sedang mengembangkan energi terbarukan Indonesia.
Sementara itu, proyek mitigasi hutan dan lahan dilakukan dalam bentuk keahlian teknis bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dengan investasi sebesar 18,5 juta dolar AS yang didanai oleh Pemerintah Norwegia.
"Untuk mendukung target tersebut, GGGI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui penerapan pembangunan hijau GGGI Green Growth yang telah dimulai sejak 2013," kata Perwakilan GGGI Indonesia Anna van Paddenburg pada Kongres Energi Baru dan Terbarukan Dunia di Jakarta, Selasa.
Anna mengatakan program Gol-GGGI Green Growth Program atau program pertumbuhan ekonomi hijau Pemerintah Indonesia-GGGI mencakup ke dalam perencanaan ekonomi dan pembangunan, perubahan teknologi ramah lingkungan, mendorong investasi modal ramah lingkungan serta pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Adapun fokus investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau dibagi menjadi tiga wilayah kerja, yakni energi terbarukan dan efisiensi energi; proyek-proyek infrastruktur hijau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); dan mitigasi hutan dan berbasis lahan.
"Salah satu fokus kami adalah membantu meningkatkan persentase energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional melalui proyek-proyek yang mendukung target pemerintah dalam meningkatkan akses listrik ke sebagian besar daerah terpencil di Indonesia," ujar Anna.
Spesialis Investasi dan Solusi Kebijakan GGGI Suki Atwal mengatakan solar menjadi jenis sumber daya energi baru dan terbarukan di Indonesia yang dapat mengganti diesel untuk efisiensi energi.
"Solar telah mendominasi energi baru dan terbarukan di beberapa negara dan menjadi solusi praktis karena teknologi yang diterapkan mudah dimengerti serta mengurangi biaya yang signifikan 50-70 persen daripada diesel yang lebih mahal," kata Suki.
Proyek GGGI pada sektor energi terbarukan juga dijajaki melalui kerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) melalui penyediaan ahli teknis dalam mengevaluasi proyek di perusahaan yang sedang mengembangkan energi terbarukan Indonesia.
Sementara itu, proyek mitigasi hutan dan lahan dilakukan dalam bentuk keahlian teknis bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dengan investasi sebesar 18,5 juta dolar AS yang didanai oleh Pemerintah Norwegia.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: