Reklamasi Pantura Jakarta berikan "multiplier effect" bagi ekonomi
20 September 2016 23:11 WIB
Reklamasi Teluk Jakarta Dilanjutkan. Suasana pengerjaan proyek reklamasi Teluk Jakarta, Jakarta, Rabu (14/9/2016). Pemerintah melalui Kemenko Kemaritiman memastikan melanjutkan proyek reklamasi wilayah Teluk Jakarta dengan memprioritaskan kehidupan para nelayan. (ANTARA/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Reklamasi pantai utara Jakarta dinilai dapat memberikan kepastian hukum bagi investor, memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi ekonomi sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk ibukota.
"Selama syarat dan ketentuan terpenuhi, maka tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak melanjutkan proyek reklamasi ini," kata anggota Komis VI DPR-RI Daniel Johan, di Jakarta, Selasa.
Menurut Daniel, ketersediaan lahan di Jakarta yang luasnya hanya sekitar 662 kilometer persegi tidak akan mampu mengimbangi laju pertumbuhan jumlah penduduknya.
"Jumlah penduduk Jakarta saat ini sudah lebih dari 13 juta jiwa. Padahal dengan lahan seluas ini, Jakarta idealnya cuma layak dihuni oleh 6,5 juta jiwa saja," kata Daniel.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI ini, Jakarta tidak lagi memiliki peluang memperlebar wilayahnya karena tingkat kepadatan penduduk, maka satu-satunya jalan ibukota harus diperluas lahannya ke arah pantai utara dengan reklamasi.
Salah satu tujuan reklamasi adalah pengadaan perumahan bagi masyarakat, terkait dengan pengembangan pemukiman dan kawasan yang akan memberikan multiplier effect secara ekonomi bagi sebuah kota dan juga bagi negara. "Adanya kawasan baru ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menyebabkan adanya distribusi pendapatan, selain sebagai sarana pemenuhan kebutuhan rekreatif dan kebutuhan sosial lainnya," ujar Daniel.
Dampak dari pengembangan wilayah akan senantiasa diikuti dengan pembangunan sarana dan prasarana transportasi, listrik, air bersih, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain, yang akan menggerakkan perekonomian. "Pengembangan ini akan jadi pendorong terciptanya lapangan kerja yang signifikan," ujarnya.
Secara teori, pembangunan perumahan akan meningkatkan konsumsi dan investasi. Hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian secara makro, khususnya yang terkait ketahanan ekonomi suatu negara. "Peningkatan konsumsi dan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan, ujung-ujungnya hal ini akan mempengaruhi nilai tukar mata uang domestik yang penting bagi transaksi berjalan Indonesia," kata Daniel.
Berdasarkan studi, investasi di bidang perumahan biasanya akan menciptakan efek multiplier terhadap penghasilan sekitar dua kali pada negara berkembang.
Menurut data BPS, sektor konstruksi memberi kontribusi sekitar 10,2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015.
Senada dengan Daniel, Wakil Ketua Umum Apindo, Suryadi Sasmita mengatakan saat pelaksanaan proyek reklamasi pantai utara Jakarta ini bisa menyerap puluhan hingga lebih dari 20.000 tenaga kerja.
Menurut Suryadi Sasmita, ada 167 perusahaan yang ikut dalam pengembangan reklamasi Teluk Jakarta. "Mereka tentu membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek ini," kata Suryadi.
"Selama syarat dan ketentuan terpenuhi, maka tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak melanjutkan proyek reklamasi ini," kata anggota Komis VI DPR-RI Daniel Johan, di Jakarta, Selasa.
Menurut Daniel, ketersediaan lahan di Jakarta yang luasnya hanya sekitar 662 kilometer persegi tidak akan mampu mengimbangi laju pertumbuhan jumlah penduduknya.
"Jumlah penduduk Jakarta saat ini sudah lebih dari 13 juta jiwa. Padahal dengan lahan seluas ini, Jakarta idealnya cuma layak dihuni oleh 6,5 juta jiwa saja," kata Daniel.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI ini, Jakarta tidak lagi memiliki peluang memperlebar wilayahnya karena tingkat kepadatan penduduk, maka satu-satunya jalan ibukota harus diperluas lahannya ke arah pantai utara dengan reklamasi.
Salah satu tujuan reklamasi adalah pengadaan perumahan bagi masyarakat, terkait dengan pengembangan pemukiman dan kawasan yang akan memberikan multiplier effect secara ekonomi bagi sebuah kota dan juga bagi negara. "Adanya kawasan baru ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menyebabkan adanya distribusi pendapatan, selain sebagai sarana pemenuhan kebutuhan rekreatif dan kebutuhan sosial lainnya," ujar Daniel.
Dampak dari pengembangan wilayah akan senantiasa diikuti dengan pembangunan sarana dan prasarana transportasi, listrik, air bersih, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain, yang akan menggerakkan perekonomian. "Pengembangan ini akan jadi pendorong terciptanya lapangan kerja yang signifikan," ujarnya.
Secara teori, pembangunan perumahan akan meningkatkan konsumsi dan investasi. Hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian secara makro, khususnya yang terkait ketahanan ekonomi suatu negara. "Peningkatan konsumsi dan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan, ujung-ujungnya hal ini akan mempengaruhi nilai tukar mata uang domestik yang penting bagi transaksi berjalan Indonesia," kata Daniel.
Berdasarkan studi, investasi di bidang perumahan biasanya akan menciptakan efek multiplier terhadap penghasilan sekitar dua kali pada negara berkembang.
Menurut data BPS, sektor konstruksi memberi kontribusi sekitar 10,2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015.
Senada dengan Daniel, Wakil Ketua Umum Apindo, Suryadi Sasmita mengatakan saat pelaksanaan proyek reklamasi pantai utara Jakarta ini bisa menyerap puluhan hingga lebih dari 20.000 tenaga kerja.
Menurut Suryadi Sasmita, ada 167 perusahaan yang ikut dalam pengembangan reklamasi Teluk Jakarta. "Mereka tentu membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek ini," kata Suryadi.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: