Rupiah selasa sore menguat tipis menjadi Rp13.125
20 September 2016 16:55 WIB
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.125 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.129 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan fluktuasi rupiah bergerak di kisaran sempit menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sebagian investor yang optimis bank sentral AS belum menaikan suku bunga membuat rupiah terapresiasi meski terbatas.
"Peluang The Fed menaikan suku bunga masih belum pasti, namun jika melihat data yang dirilis terutama data tenaga kerja yang masih melambat, ada potensi bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. Sedianya BI juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa investor saat ini masih hati-hati dengan dolar AS menjelang pertemuan kebijakan bank sentral AS dalam FOMC.
"Belum adanya kepastian dapat membuat sentimen terhadap dolar AS masih rapuh," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.142 dibandingkan hari sebelumnya (19/9) Rp13.164.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan fluktuasi rupiah bergerak di kisaran sempit menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sebagian investor yang optimis bank sentral AS belum menaikan suku bunga membuat rupiah terapresiasi meski terbatas.
"Peluang The Fed menaikan suku bunga masih belum pasti, namun jika melihat data yang dirilis terutama data tenaga kerja yang masih melambat, ada potensi bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. Sedianya BI juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa investor saat ini masih hati-hati dengan dolar AS menjelang pertemuan kebijakan bank sentral AS dalam FOMC.
"Belum adanya kepastian dapat membuat sentimen terhadap dolar AS masih rapuh," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.142 dibandingkan hari sebelumnya (19/9) Rp13.164.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: