Orang agresif terlihat dari cara jalannya
20 September 2016 16:32 WIB
Hari Pejalan Kaki Nasional Seorang pejalan kaki melintas di depan poster aksi peringatan 4 tahun tragedi halte tugu tani di trotoar halte Tugu Tani , Jakarta, Jumat, (22/1). Dalam aksi yang digelar ountuk memperingati 4 tahun Hari Pejalan Kaki Nasional tersebut, Koalisi Pejalan Kaki meminta negara menghapuskan diskriminasi terhadap pejalan kaki, menerapkan pembatasan kecepatan bagi kendaraan bermotor, dan memperbanyak zebra cross untuk pejalan kaki. ANTARA FOTO/Teresia May/pd/16 ()
Jakarta (ANTARA News) - Seberapa agresifkah Anda? Rupanya hal itu bisa diketahui melalui cara berjalan, menurut sebuah studi dari Universitas Portsmouth di Inggris.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nonverbal Behavior itu, menemukan bahwa cara berjalan dengan menggerakkan bagian atas dan bawah tubuh menunjukkan agresi atau berhubungan dengan perilaku menyakiti orang lain (agresif).
Kendati begitu, semakin tinggi gerakan bahu atau cepatnya gerakan panggul belum dikategorikan agresif.
Temuan ini didapat setelah peneliti meneliti 29 orang partisipan. Mereka lalu meminta ke-29 partisipan itu berjalan seperti biasa di atas treadmill.
Peneliti lalu merekamnya menggunakan teknologi motion capture. Teknologi ini mencatat gerakan dan menggunakan informasi itu untuk menciptakan model karakter 3D. Peneliti menganalisa gerakan dada dan panggul gerakan, serta kecepatannya.
"Secara umum orang menyadari adanya hubungan antara cara berjalan dengan angkuh dan psikologi. Penelitian kami membuktikan kalau kepribadian memang terlihat dari cara kita berjalan," ujar Liam Satchell dari Departement Psikologi Universitas Portsmouth.
Lebih lanjut, studi tersebut bisa digunakan dalam pencegahan tindak kejahatan.
"Jika pengamat CCTV dilatih mengenali cara berjalan orang-orang agresif maka kemampuan mereka mengenali perilaku yang berhubungan dengan tindak kejahatan bisa meningkat," tutur Satchell.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah gaya berjalan mempengaruhi kepribadian atau kepribadian mempengaruhi gaya berjalan.
"Bagi kebanyakan orang, berjalan adalah perilaku yang relatif otomatis namun mencerminkan psikologi individu, seperti keterbukaan seseorang terhadap pengalaman baru," tulis para penulis studi seperti dilansir Medical News Today.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nonverbal Behavior itu, menemukan bahwa cara berjalan dengan menggerakkan bagian atas dan bawah tubuh menunjukkan agresi atau berhubungan dengan perilaku menyakiti orang lain (agresif).
Kendati begitu, semakin tinggi gerakan bahu atau cepatnya gerakan panggul belum dikategorikan agresif.
Temuan ini didapat setelah peneliti meneliti 29 orang partisipan. Mereka lalu meminta ke-29 partisipan itu berjalan seperti biasa di atas treadmill.
Peneliti lalu merekamnya menggunakan teknologi motion capture. Teknologi ini mencatat gerakan dan menggunakan informasi itu untuk menciptakan model karakter 3D. Peneliti menganalisa gerakan dada dan panggul gerakan, serta kecepatannya.
"Secara umum orang menyadari adanya hubungan antara cara berjalan dengan angkuh dan psikologi. Penelitian kami membuktikan kalau kepribadian memang terlihat dari cara kita berjalan," ujar Liam Satchell dari Departement Psikologi Universitas Portsmouth.
Lebih lanjut, studi tersebut bisa digunakan dalam pencegahan tindak kejahatan.
"Jika pengamat CCTV dilatih mengenali cara berjalan orang-orang agresif maka kemampuan mereka mengenali perilaku yang berhubungan dengan tindak kejahatan bisa meningkat," tutur Satchell.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah gaya berjalan mempengaruhi kepribadian atau kepribadian mempengaruhi gaya berjalan.
"Bagi kebanyakan orang, berjalan adalah perilaku yang relatif otomatis namun mencerminkan psikologi individu, seperti keterbukaan seseorang terhadap pengalaman baru," tulis para penulis studi seperti dilansir Medical News Today.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: