PON 2016 - PB PON XIX evaluasi kericuhan polo air
20 September 2016 14:21 WIB
Perak Polo Air Atlet polo air putra Indonesia Rezza Audiyta Putra (kiri) berebut bola dengan atlet polo air putra Singapura Yang Yip pada pertandingan round robin pria Sea Games ke-28 di OCBC Aquatic Centre, Singapura, Selasa (16/6/15). Tim polo air putra Indonesia memperoleh medali perak setelah kalah 10-15 atas Singapura. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) ()
Bandung (ANTARA News) - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB
PON) XIX/2016 akan mengevaluasi kejadian ricuh yang terjadi saat
pertandingan cabang olahraga polo air di kolam renang Pusat Olahraga Si
Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (19/9).
"Terkait kejadian kemarin, kami dari panitia akan melakukan perbaikan khususnya pada Ketua Sub PB PON Kabupaten Bandung terutama yang mengundang pertandingan dengan penonton yang risiko tinggi," kata Ketua Harian PB PON XIX Jawa Barat Iwa Karniwa, di Bandung, Selasa.
Iwa menuturkan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, PB PON XIX juga akan membuat sekat untuk penonton dalam pertandingan yang berisiko terjadi kericuhan.
"Jadi perangkat keamanannya untuk lebih meningkatkan antisipasinya sekaligus ditata dan akan digunakan tiket untuk memisahkan penonton tuan rumah dan penonton resistensi cukup tinggi," kata dia.
Oleh karena itu, ia meminta Panitia Pelaksana untuk cabang tersebut dan pendukung setiap kontingen untuk tetap menjaga "marwah" Jawa Barat sebagai tuan rumah yang ramah sama tamu.
"Imbauan tolong jaga marwah kita dimana masyarakat "Jabar Someah Hade Kasemah". Penonton tetap meriahkan, tapi etika dan sopan santun harus dijaga, jangan sampai ada segelintir kata-kata justru jadi merusak pertandingan," kata dia.
Kericuhan yang terjadi di dalam arena polo air Pusat Olahraga Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, tersebut terjadi saat Kontingen Jawa Barat melawan Sumatera Selatan dilaga semi final cabang olahraga tersebut.
Keributan berawal dari arena dan berakhir di tribun penonton yakni ketika atlet dari Kontingen DKI Jakarta yang menyaksikan langsung turut terkena pukulan diduga oleh oknum aparat.
"Terkait kejadian kemarin, kami dari panitia akan melakukan perbaikan khususnya pada Ketua Sub PB PON Kabupaten Bandung terutama yang mengundang pertandingan dengan penonton yang risiko tinggi," kata Ketua Harian PB PON XIX Jawa Barat Iwa Karniwa, di Bandung, Selasa.
Iwa menuturkan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, PB PON XIX juga akan membuat sekat untuk penonton dalam pertandingan yang berisiko terjadi kericuhan.
"Jadi perangkat keamanannya untuk lebih meningkatkan antisipasinya sekaligus ditata dan akan digunakan tiket untuk memisahkan penonton tuan rumah dan penonton resistensi cukup tinggi," kata dia.
Oleh karena itu, ia meminta Panitia Pelaksana untuk cabang tersebut dan pendukung setiap kontingen untuk tetap menjaga "marwah" Jawa Barat sebagai tuan rumah yang ramah sama tamu.
"Imbauan tolong jaga marwah kita dimana masyarakat "Jabar Someah Hade Kasemah". Penonton tetap meriahkan, tapi etika dan sopan santun harus dijaga, jangan sampai ada segelintir kata-kata justru jadi merusak pertandingan," kata dia.
Kericuhan yang terjadi di dalam arena polo air Pusat Olahraga Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, tersebut terjadi saat Kontingen Jawa Barat melawan Sumatera Selatan dilaga semi final cabang olahraga tersebut.
Keributan berawal dari arena dan berakhir di tribun penonton yakni ketika atlet dari Kontingen DKI Jakarta yang menyaksikan langsung turut terkena pukulan diduga oleh oknum aparat.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016
Tags: