Bandung (ANTARA News) - Petani jeruk garut khas Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluhkan serangan hama yang menyebabkan kerusakan pada buah, bahkan sampai terlepas dari pohon menjelang proses pematangan buah sehingga petani merugi.

"Serangan hama itu membuat petani rugi, karena banyak buah jeruk terlepas dari pohon sebelum matang," kata Ilyas petani jeruk garut di Kampung Bojong Kalapa, Desa Karangsari, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Senin.

Ia menuturkan serangan hama buah jeruk garut itu menyebabkan hasil buah setiap pohonnya tidak maksimal.

Para petani jeruk di kampungnya, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama, tetapi tidak berhasil.

"Berbagai obat pembasmi hama sudah kami coba, namun serangan hama tetap saja terjadi," katanya.

Ia menjelaskan jenis hama yang menyerang tanaman buah jeruk garutnya yakni Lalat Buah.

Hama tersebut menyebabkan buah terlepas dari pohon, kemudian buah yang diserang seperti bekas dihisap lalu terjadi pembusukan didalamnya.

"Buah yang terserang hama tandanya seperti dihisap dan terjadi pembusukan di dalamnya," katanya.

Ia menambahkan luas tanaman jeruk miliknya seluas 2.520 meter persegi yang ditanami 60 pohon jeruk garut.

Jika serangan hama tidak terlalu luas, kata dia, setiap satu pohon mampu menghasilkan jeruk garut seberat 2 kwintal.

"Kalau terjadi serangan hama, paling satu pohon 80 kiloan jeruk," katanya.

Ia berharap persoalan hama jeruk garut itu dapat segera diatasi oleh pemerintah agar buah khas Garut itu terjaga kelestariannya.

Tanaman jeruk garut itu, lanjut dia, tergolong buah yang mahal dengan modal setiap pohonnya sebesar Rp250 ribu.

"Budidaya jeruk garut lebih sulit bila dibandingkan dengan menanam jeruk lainnya, terbilang mahal juga dengan modal awal Rp250 ribu per pohon," katanya.