Karawang (ANTARA News) - Pedayung Riau Maizir Riyondra berhasil meraih medali emas setelah tampil gemilang di babak final Kayak-1 1000 Meter Putra, cabang dayung Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, di Situ Cipule Kabupaten Karawang, Jabar, Senin.
Pedayung dari Riau yang melintas di lintasan ketiga race 30 itu meraih waktu tercepat setelah adu sprint menjelang garis finis dengan dua kontingen lainnya.
Maizir sebenarnya sudah memimpin sejak di titik 200 meter hingga garis finis, meski sempat adu cepat dengan pedayung Sulawesi Selatan Dedi Irianto Bwefar dan pedayung Jawa Tengah, Tri Wahyu Buwono.
Pada babak final nomor Kayak-1 1000 Meter Putra cabang dayung Canoeing, Maizir mencatatkan waktu tercepat mencapai garis finis, 3:52.58.
Disusul pedayung Sulsel Dedi Irianto yang menempati posisi kedua ke garis finis dengan catatan waktu 3:54.68.
Catatan waktu yang diraih Dedi Irianto itu berbeda tipis dengan pedayung Jateng, Tri Wahyu Buwono yang menempati posisi ketiga dengan catatan waktu 3:55.41.
Atas hasil pertandingan itu, pedayung Riau berhasil meraih emas, pedayung Sulsel meraih perak dan medali perunggu diraih pedayung dari Jawa Tengah.
Catatan waktu yang dicapai Maizir pada babak final tersebut sebenarnya lebih lambat dibandingkan catatan waktu yang diraih sewaktu semifinal pada Minggu (18/9).
Pada babak semifinal tersebut, Maizir telah mencatatkan waktu tercepat ke garis finis dengan catatan waktu 3:51.36.
"Alhamdulillah, saya bisa meraih emas. Saya bersyukur dan terima kasih kepada pelatih dan masyarakat yang telah mendukung," kata Maizir.
Ia mengaku sudah berlatih keras sebelum pelaksanaan cabang dayung canoeing PON 2016. Latihan itu dilakukan atas bimbingan pelatih.
Atas hal itu ia menyampaikan rasa terima kasih kepada pelatihnya, karena telah sabar membimbing dirinya hingga akhirnya meraih prestasi pada PON kali ini.
PON 2016 - Maizir sumbang emas dayung canoeing untuk Riau
19 September 2016 10:38 WIB
PON XIX Jabar (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: