Gembira Loka Zoo siapkan pembangunan Zona Cakar
18 September 2016 09:21 WIB
Seorang pawang gajah profesional dari Way Kambas, Nazaruddin (kiri) melatih dua gajah untuk kawin di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta, Selasa (27/1). (ANTARA FOTO/Regina Safri)
Yogyakarta (ANTARA News) - Manajemen Gembira Loka Zoo Yogyakarta mulai menyiapkan pembangunan zona cakar atau zona untuk satwa pemakan daging dan bercakar di kawasan kebun binatang itu.
"Sekarang sudah mulai tahap penyiapan lokasi, dengan lebih dulu merelokasi kandang unta," kata Kepala Bagian Humas Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Khrisyanto Agung Wibowo di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Agung, zona baru itu akan berlokasi di sebelah utara zona burung. Untuk membangun zona baru itu, manajemen GL Zoo saat ini masih harus melakukan relokasi kandang unta ke lokasi kandang sapi Bali.
"Saat ini proses relokasi masih berjalan karena kandang unta yang baru akan didesain tematik seperti suasana Timur Tengah," kata Agung.
Zona Cakar yang ditargetkan selesai dibangun pada 2017 tersebut, menurut dia, akan diisi 22 koleksi satwa pemakan daging dan bercakar yang ada di kebun binatang itu, seperti harimau, hyena, kucing bulu emas, dan beruang madu.
"Kemungkinan akan ditambah dengan satwa lain yang didatangkan dari Singapura," kata dia.
Agar pembangunan zona baru itu optimal, manajemen GL Zoo telah mendatangkan ahli desain kebun binatang dari Singapure Zoo pada akhir Juli. Rencananya zona hewan pemakan daging itu akan didesain menyerupai habitat aslinya.
Selain zona cakar, menurut Agung, GL Zoo juga mempersiapkan pembangunan zona unta yang akan didesain dengan konsep Timur Tengah dan bernuansa piramid.
Selain menambah daya tarik kebun binatang, pembangunan zona cakar dan kandang unta itu, menurut dia juga berkaitan dengan kesejahteraan satwa.
Dengan adanya penambahan zona baru tersebut, menurut dia, manajemen GL Zoo optimistis mampu menarik kunjungan wisatawan lebih banyak. Pada 2016, pihaknya menargetkan peningkatan 10 persen dari total kunjungan selama 2015 mencapai 2 juta pengunjung.
Rata-rata kunjungan hari biasa, menurut dia, mampu mencapai 2.000 hingga 3.000 per hari. Sementara selama momentum libur sekolah hingga Lebaran mendatang rata-rata diperkirakan mampu mencapai 10.000 orang per hari.
"Sekarang sudah mulai tahap penyiapan lokasi, dengan lebih dulu merelokasi kandang unta," kata Kepala Bagian Humas Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Khrisyanto Agung Wibowo di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Agung, zona baru itu akan berlokasi di sebelah utara zona burung. Untuk membangun zona baru itu, manajemen GL Zoo saat ini masih harus melakukan relokasi kandang unta ke lokasi kandang sapi Bali.
"Saat ini proses relokasi masih berjalan karena kandang unta yang baru akan didesain tematik seperti suasana Timur Tengah," kata Agung.
Zona Cakar yang ditargetkan selesai dibangun pada 2017 tersebut, menurut dia, akan diisi 22 koleksi satwa pemakan daging dan bercakar yang ada di kebun binatang itu, seperti harimau, hyena, kucing bulu emas, dan beruang madu.
"Kemungkinan akan ditambah dengan satwa lain yang didatangkan dari Singapura," kata dia.
Agar pembangunan zona baru itu optimal, manajemen GL Zoo telah mendatangkan ahli desain kebun binatang dari Singapure Zoo pada akhir Juli. Rencananya zona hewan pemakan daging itu akan didesain menyerupai habitat aslinya.
Selain zona cakar, menurut Agung, GL Zoo juga mempersiapkan pembangunan zona unta yang akan didesain dengan konsep Timur Tengah dan bernuansa piramid.
Selain menambah daya tarik kebun binatang, pembangunan zona cakar dan kandang unta itu, menurut dia juga berkaitan dengan kesejahteraan satwa.
Dengan adanya penambahan zona baru tersebut, menurut dia, manajemen GL Zoo optimistis mampu menarik kunjungan wisatawan lebih banyak. Pada 2016, pihaknya menargetkan peningkatan 10 persen dari total kunjungan selama 2015 mencapai 2 juta pengunjung.
Rata-rata kunjungan hari biasa, menurut dia, mampu mencapai 2.000 hingga 3.000 per hari. Sementara selama momentum libur sekolah hingga Lebaran mendatang rata-rata diperkirakan mampu mencapai 10.000 orang per hari.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: