Jet-jet tempur AS tewaskan puluhan tentara Suriah, kemungkinan salah tembak
18 September 2016 07:58 WIB
Seorang wanita membawa walkie-talkie menuju lokasi kerusakan setelah terjadi serangan udara di kawasan dikendalikan pemberontak, kota Maaret al-Numan, provinsi Idlib, Suriah, Selasa (31/5/2016). (REUTERS/Khalil Ashawi )
Beirut (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat mengebom sebuah posisi tentara Suriah di Jebel Tharda dekat bandar udara Deir al-Zor pada Sabtu, kata pihak Rusia.
Akibat serangan-serangan tersebut, mempermudah ISIS untuk menguasai wilayah itu untuk sementara waktu.
Militer AS, dalam sebuah pernyataan yang tampaknya merupakan pengakuan atas serangan yang mungkin menghantam posisi itu, mengatakan bahwa serangan-serangan udara koalisi dekat Deir al-Zor telah dihentikan ketika Rusia mengatakan kepada para pejabat koalisi bahwa serangan-serangan tersebut mungkin menghantam tentara Suriah.
Menurut Reuters, pihak militer Suriah menyatakan dalam pernyataan bahwa serangan-serangan udara tersebut "bukti nyata" dari dukungan AS bagi ISIS, dengan mengatakan bahwa serangan itu "agresi berbahaya dan mencolok".
ISIS menyatakan dalam pernyataan di saluran beritanya Amaq bahwa pihaknya telah memperoleh "kendali penuh" atas Jebel Tharda tetapi baik televisi negara Suriah dan media negara Rusia melaporkan posisi-posisi yang jatuh ke tangan kelompok militan itu kemudian direbut lagi.
Kementerian Pertahanan di Rusia, yang telah membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara tersebut, mengatakan jet-jet tempur AS telah membunuh lebih 60 tentara Suriah dalam empat serangan masing-masing dengan dua pesawat F-16S dan dua A-10s yang datang dari arah Irak.
"Suriah adalah situasi kompleks dengan berbagai pasukan militer dan milisi yang posisi-posisinya berdekatan, tetapi pasukan koalisi tidak akan menyerang dengan sengaja sebuah satuan militer Suriah," kata pejabat-pejabat AS.
Observatorium Suriah bagi Hak-Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berkedudukan di Inggris dengan kontak-kontak di seantero negeri itu, mengutip sebuah sumber militer di bandara Deir al-Zor menyatakan bahwa sedikitnya 80 orang tentara Suriah telah terbunuh dalam serangan-serangan tersebut.
Kemhan Rusia menyatakan jika pengeboman koalisi itu merupakan sebuah kesalahan, itu adalah bukti dari penolakan keras Washington untuk mengkoordinasikan aksi-aksinya dengan pemerintanh Rusia.
Koalisi pimpinan AS telah melancarkan serangan-serangan udara terhadap ISIS sejak September 2014 dan juga mendukung pemberontak terhadap Presiden Bashar di berbagai tempat di Suriah.
Observatorium itu mengatakan jet-jet Rusia melancarkan serangan-serangan di kawasan itu pada saat yang sama, dan terjadi bentrokan-bentrokan setelah itu antara ISIS dan tentara Suriah di sekitar posisi tersebut.
Tentara Suriah mengendalikan bandara Deir al-Zor dan bagian-bagian dari kota itu yang sepenuhnya dikepung kawasan yang dikuasai IS.
AS dan Rusia menyepakati sebuah persetujuan tentang Suriah pekan lalu, yang melibatkan gencatan senjata yang berlaku Senin, kiriman-kiriman lewat udara ke kawasan-kawasan terkepung dan menyasar bersama kelompok-kelompok militan jika gencatan senjata berlaku.
(M016)
Akibat serangan-serangan tersebut, mempermudah ISIS untuk menguasai wilayah itu untuk sementara waktu.
Militer AS, dalam sebuah pernyataan yang tampaknya merupakan pengakuan atas serangan yang mungkin menghantam posisi itu, mengatakan bahwa serangan-serangan udara koalisi dekat Deir al-Zor telah dihentikan ketika Rusia mengatakan kepada para pejabat koalisi bahwa serangan-serangan tersebut mungkin menghantam tentara Suriah.
Menurut Reuters, pihak militer Suriah menyatakan dalam pernyataan bahwa serangan-serangan udara tersebut "bukti nyata" dari dukungan AS bagi ISIS, dengan mengatakan bahwa serangan itu "agresi berbahaya dan mencolok".
ISIS menyatakan dalam pernyataan di saluran beritanya Amaq bahwa pihaknya telah memperoleh "kendali penuh" atas Jebel Tharda tetapi baik televisi negara Suriah dan media negara Rusia melaporkan posisi-posisi yang jatuh ke tangan kelompok militan itu kemudian direbut lagi.
Kementerian Pertahanan di Rusia, yang telah membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara tersebut, mengatakan jet-jet tempur AS telah membunuh lebih 60 tentara Suriah dalam empat serangan masing-masing dengan dua pesawat F-16S dan dua A-10s yang datang dari arah Irak.
"Suriah adalah situasi kompleks dengan berbagai pasukan militer dan milisi yang posisi-posisinya berdekatan, tetapi pasukan koalisi tidak akan menyerang dengan sengaja sebuah satuan militer Suriah," kata pejabat-pejabat AS.
Observatorium Suriah bagi Hak-Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berkedudukan di Inggris dengan kontak-kontak di seantero negeri itu, mengutip sebuah sumber militer di bandara Deir al-Zor menyatakan bahwa sedikitnya 80 orang tentara Suriah telah terbunuh dalam serangan-serangan tersebut.
Kemhan Rusia menyatakan jika pengeboman koalisi itu merupakan sebuah kesalahan, itu adalah bukti dari penolakan keras Washington untuk mengkoordinasikan aksi-aksinya dengan pemerintanh Rusia.
Koalisi pimpinan AS telah melancarkan serangan-serangan udara terhadap ISIS sejak September 2014 dan juga mendukung pemberontak terhadap Presiden Bashar di berbagai tempat di Suriah.
Observatorium itu mengatakan jet-jet Rusia melancarkan serangan-serangan di kawasan itu pada saat yang sama, dan terjadi bentrokan-bentrokan setelah itu antara ISIS dan tentara Suriah di sekitar posisi tersebut.
Tentara Suriah mengendalikan bandara Deir al-Zor dan bagian-bagian dari kota itu yang sepenuhnya dikepung kawasan yang dikuasai IS.
AS dan Rusia menyepakati sebuah persetujuan tentang Suriah pekan lalu, yang melibatkan gencatan senjata yang berlaku Senin, kiriman-kiriman lewat udara ke kawasan-kawasan terkepung dan menyasar bersama kelompok-kelompok militan jika gencatan senjata berlaku.
(M016)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: