Bandung (ANTARA News) - Teknologi permainan cahaya dan kembang api serta berbagai atraksi seni dan tradisi mewarnai kemeriahan upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 yang dibuka Presiden Joko Widodo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu malam.

Upacara pembukaan pesta olahraga yang akan berlangsung sampai 29 September tersebut mengingatkan pada kemeriahan upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008.

Berbeda dengan upacara pembukaan PON sebelumnya yang penuh seremonial, Presiden Joko Widodo memberikan warna baru dengan menyampaikan pidato tidak lebih dari empat menit, lebih singkat dari sambutan Ketua Panitia dan juga Gubernur Jabar Ahmad Heryawan selama sembilan menit.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kompetisi harus dimulai dari kampung, desa, kecamatan, kabupaten kota dan seluruh propinsi.

Semua masyarakat menurut Presiden harus mempunyai kesadaran bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang tangguh di antara bangsa lain.

"Selamat bertanding, berjayalah di tanah legenda, buatlah Indonesia bangga dengan prestasi kalian," kata Joko Widodo mengakhiri pidato singkatnya.

Sebelumnya, Ahmad Heryawan dalam kata sambutannya mengatakan, penyelenggaraan PON 2016 melibatkan setidaknya 24.000 orang, termasuk para atlet, panitia dan relawan, belum termasuk yang terlibat di 12 cabang eksibisi.

"Manfaat PON adalah tersedianya sarana dan prasarana olahraga. Sepak bola yang tadinya hanya ada satu lapangan standar FIFA, sekarang sudah ada empat, termasuk Gelora Bandung Lautan Api, Si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Pakan Sari di Bogor, serta Stadion Patriot dan Wibawa Mukti di Bekasi," kata Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan.

Menurut Ahmad, penyelenggaraan PON juga mendorong kebangkitan ekonomi serta memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis, ekonomi serta kegiatan pariwisata.

Motto PON "Berjaya di Tanah Legenda" menurut Aher mencerminkan motivasi, semangat dan cita-cita untuk semakin memacu kejayaan prestasi olah raga di Tanah Air dan semangat tersebut direpresentasikan dengan menghadirkan sebanyak tujuh legenda olahraga dari Jabar yang membawa obor PON, yaitu legenda bulu tangkis Susi Susanti, Taufik Hidayat, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Ade Rai (bina raga), Risa Suseanty (sepeda gunung) dan Anton Suseno (tenis meja).

Atraksi yang paling ditunggu penonton adalah upacara menyulut api pon di kualron yang akan menyala sampai saat penutupan pada 29 September mendatang.

Risa Suseanty sebagai pembawa obor terakhir kemudian menyerahkan obor tersebut kepada Lala Diah Pitaloka, atlet karateka berusia 12 tahun, yang mendapat kehormatan untuk menyulut api PON, yang secara tradisional merupakan atraksi paling sakral dalam setiap penyelenggaraan multi event, termasuk Olimpiade.

Penyanyi Armand Maulana menutup pesta rangkaian upacara penutupan dengan membawakan lagu "Berjaya di Tanah Legenda" karya Dwiki Darmawan yang merupakan lagu tema (theme song) PON XIX/2016 dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016.

Pesta olahraga empat tahunan tersebut diikuti oleh dari 8.000 atlet yang berasal dari 34 provinsi, termasuk provinsi termuda Kalimatan Utara yang memulai debutnya.

PON 2016 mempertandingkan 44 cabang olahraga dengan total 366 pertandingan putra, 297 pertandingan putri, 36 pertandingan campuran dan 57 pertandingan terbuka di 68 arena yang tersebar di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Selain memperebutkan total 756 medali emas, 756 medali perak, dan 980 medali perunggu dan, PON 2016 juga mempertandingkan 12 cabang olahraga eksibisi, yaitu basket 3x3, arung jeram, barongsai, bola tangan, gateball, korfball, muay thai, petanque, rugbi, soft tenis, woodball dan yongmoodo.

Cabang bisbol, gulat gaya Grego romawi, futsal, dan sepak bola hanya mempertandingkan nomor putra, sementara cabang renang indah, dan senam ritmik hanya mempertandingkan nomor putri.

Cabang olahraga layang gantung, paralayang, berkuda, balap motor, dan dansa tidak membedakan nomor pertandingan berdasarkan jenis kelamin peserta.

Jawa Barat terakhir kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional pada tahun 1961 dan untuk pertama kalinya sejak 2000, pesta olahraga terbesar di Tanah Air tersebut kembali digelar di Tanah Jawa. Tiga PON sebelumnya digelar di luar Jawa, yaitu Sumatera Selatan (2004), Kalimantan Timur (2008) dan Riau (2012).