Washington (ANTARA News) - Harga-harga konsumen AS meningkatkan laju pertumbuhannya pada Agustus, menunjukkan bahwa tekanan inflasi mulai menguat, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Jumat.

Indeks Harga Konsumen (IHK), merupakan ukuran utama inflasi, meningkat 0,2 persen pada Agustus disesuaikan secara musiman, dibandingkan dengan pertumbuhan nol pada Juli. Pada basis tahun-ke-tahun, indeks naik 1,1 persen, meningkat dari pertumbuhan Juli 0,8 persen.

Kedua indeks energi dan makanan tidak berubah pada Agustus. Tidak termasuk kategori volatil makanan dan energi, yang disebut IHK inti, naik 0,3 persen pada Agustus disesuaikan secara musiman, kenaikan terbesar sejak Februari 2016. IHK inti naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari peningkatan 2,2 persen pada Juli.

Namun, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve, meningkat 1,6 persen secara tahun ke tahun pada Juli, di bawah target inflasi bank sentral 2,0 persen.

Gubernur Fed Lael Brainard baru-baru ini menyerukan untuk terus mengambil pendekatan yang hati-hati dalam meningkatkan suku bunga, karena potensi pelemahan dalam ekonomi AS dan ekonomi global.

Pejabat utama Fed lainnya, Gubernur Daniel Tarullo juga mengatakan bahwa inflasi AS harus meningkat "secara berkelanjutan" berada di target bank sentral 2,0 persen daripada di bawah target sebelum Fed menaikkan suku bunganya lagi.

Para analis mengatakan pernyataan "dovish" dibuat oleh dua pejabat Fed berpengaruh ini akan membuat lebih sulit bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunganya secepatnya pada pertemuan kebijakan mendatang 20-21 September.

Sekitar 74 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan ini juga percaya bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.