New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah melimpahnya pasokan global dan dolar AS yang lebih kuat.

Pertumbuhan permintaan minyak global melambat pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan September yang dipublikasikan Selasa (13/9).

"Untuk 2016, diperkirakan terjadi kenaikan 1,3 juta barel per hari -- sebuah penurunan 0,1 juta barel per hari pada perkiraan kami sebelumnya karena pelambatan lebih nyata pada kuartal ketiga 2016. Momentum pengurangan lebih lanjut menjadi 1,2 juta barel per hari pada 2017 karena kondisi-kondisi makro ekonomi yang mendasarinya masih belum pasti," kata laporan itu.

Selain itu, persediaan sulingan (destilat) AS, yang termasuk minyak diesel dan minyak pemanas, naik 4,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, dibandingkan ekspektasi analis kenaikan 1,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya, Rabu (14/9).

Sementara itu, stok bensin AS naik 567.000 barel pekan lalu, juga mengalahkan perkiraan pasar, menurut EIA.

Harga minyak juga di bawah tekanan karena penguatan dolar menghambat sentimen investor, membuat minyak yang dihargakan dalam dominasi dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,84 persen menjadi 96,088 pada akhir perdagangan Jumat, tertinggi dalam hampir dua minggu.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober merosot 0,88 dolar AS menjadi menetap di 43,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November kehilangan 0,82 dolar AS ditutup pada 45,77 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian Xinhua melaporkan.

(A026)