Bandung (ANTARA News) - Dewi Yulianti menyumbang emas pertama dayung (rowin) untuk kontingen DKI Jakarta pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Situ Cipule Karawang, Jumat setelah menjadi yang terbaik di nomor Single Sculls (W1X).
Berdasarkan data dari tim media kontingen DKI Jakarta, Dewi Yulianti meraih emas setelah mampu membukukan catatan waktu delapan menit 37,960 detik. Untuk perak direbut atlet asal Papua dan Sulawesi Tenggara.
Selain merebut satu medali emas, kontingen DKI Jakarta juga merebut satu medali perak lewat di nomor Coxless Four Kelas Ringan (LM4-) putra oleh Budi Santoso, Bagus Eko, Iman Nugraha dan Jefri Ardianto.
Hasil yang diraih oleh kontingen DKI Jakarta terutama untuk nomor LM4- belum sesuai dengan harapan karena di nomor ini ditargetkan mampu merebut medali emas. Budi Santoso dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan tim tuan rumah Jawa Barat.
"Memang benar. Dua nomor unggulan yang diharapkan emas meleset karena strategi. Cuaca juga berbeda dengan kemarin dan ternyata hari ini airnya lebih tenang," kata manajer tim dayung DKI Jakarta, Yansen H. Jutalo.
Selain turun di nomor W1X dan LM4-, kontingen DKI Jakarta juga turun di kelas yang lain namun tidak menargetkan medali karena atlet yang diturunkan masih junior.
Meski hanya meraih satu emas di final hari pertama, kontingen DKI Jakarta akan mengejar emas kembali pada final kedua, Sabtu (17/9). Apalagi pada kejuaraan final kedua ini ada enam emas yang akan diperebutkan.
"Untuk besok kami menargetkan bisa merebut dua medali emas. Yang jelas atlet yang disiapkan dalam kondisi siap memberikan yang terbaik.
Sementara itu, atlet dari Riau sukses merebut medali emas pada nomor Light Weight Double Scull (LM2X). Adalah Tanjil Hadid/Wiko berhasil mencapai garis finis tercepat dengan catatan waktu 6:53.34, terpaut tipis dengan pedayung Jawa Timur yang mencatatkan waktu 6:53.51.
PON 2016 - Dewi sumbang emas pertama dayung untuk DKI
16 September 2016 15:54 WIB
Arena lomba dayung PON XIX di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/16.)
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: