Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menilai harga jual gas bumi ke industri menjadi mahal akibat ulah pedagang (trader) yang tidak mempunyai infrastruktur pipa.
"Bertahun-tahun praktek bisnis gas tidak sehat tanpa penyelesaian. Salah satu akar masalah utama adalah bisnis gas dijadikan bancakan oleh para pemburu rente," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Menurut mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas tersebut, pemerintah mesti segera menertibkan praktek "trader" tanpa fasilitas yang telah berburu rente di bisnis gas.
"Alangkah baiknya pemerintah menertibkan praktek bisnis gas yang amat tidak sehat itu, sebelum mendirikan holding migas," katanya.
Kalau pembentukan "holding" tetap dipaksakan, lanjutnya, maka boleh jadi praktek pemburuan rente bakal melebar dan membesar.
"Perusahaan yang betul-betul sehat akan terseret menjadi objek bancakan baru," katanya.
Faisal mengakui, tidak semua "trader" sekedar calo yang semata-mata menjual gas tanpa membangun pipa dan sebatas menjual kembali ke "trader" lain.
"Oleh karena itu, semua pihak yang memiliki data rinci mau mengungkapkannya agar khalayak tahu mana trader profesional dan mana yang cuma sekedar calo. Mana trader yang hanya menikmati rente karena dekat dengan kekuasaan atau betul-betul ada di dalam lingkaran kekuasaan dan mana yang profesional, bermodal, dan menghadapi risiko bisnis," ujarnya.
Sebelumnya, pengguna gas di Medan, Sumatera Utara mengeluhkan harga gas yang tinggi, sehingga menurunkan daya saing dengan negara lain.
Sedangkan, data Kementerian ESDM mengenai struktur harga beli gas PT PGN Tbk untuk industri di Medan, Sumut menunjukkan harga gas berasal dari dua sumber pasokan yakni gas alam cair (LNG) sebesar 7,8 dolar per MMBTU dan pipa 8,24 dolar per MMBTU.
Selanjutnya, harga gas yang bersumber dari LNG ditambah biaya regasifikasi 1,5 dolar per MMBTU, transmisi Arun-Belawan 2,53 dolar per MMBTU, dan biaya "trader" 1,55 dolar per MMBTU.
Biaya "trader" tersebut terdiri atas marjin 0,35 dolar per MMBTU, "gross heating value" (GHV) "losses" 0,33 dolar, "own used and boil off gas" (BOG) 0,65 dolar, dan "cost of money" 0,75 dolar.
Sedangkan, gas yang bersumber dari pipa hanya ditambah biaya transmisi 0,9 dolar per MMBTU.
Dari kedua sumber tersebut digabung dan diperoleh harga beli gas PGN rata-rata adalah 10,87 dolar per MMBTU.
Setelah ditambah biaya pemeliharaan, pengelolaan, dan distribusi PGN sebesar 1,35 dolar per MMBTU didapat harga di tingkat pelanggan industri di Medan, Sumut adalah 12,22 dolar per MMBTU.
Faisal Basri: harga gas mahal akibat "trader"
15 September 2016 18:51 WIB
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: