PBB sebut kekerasan di Suriah menurun
14 September 2016 17:23 WIB
Dokumentasi seorang wanita membawa walkie-talkie menuju lokasi kerusakan setelah terjadi serangan udara di kawasan yang dikendalikan pemberontak, kota Maaret al-Numan, Provinsi Idlib, Suriah, Selasa (31/5/2016). (REUTERS/Khalil Ashawi)
Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Suriah memperlihatkan penurunan kekerasan secara berarti dalam 24 jam sejak gencatan senjata diberlakukan, kata Duta Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, Selasa.
Meskipun terdapat sejumlah kekerasan setelah matahari terbenam pada Senin, pada pagi dini hari, hampir tidak terdengar suara tembakan dan sejumlah truk bantuan PBB seharusnya dapat bergerak dengan segera jika pemerintah Suriah mengeluarkan izin, katanya.
"Hari ini tampak tenang di Hama, Latakia, Aleppo dan pinggiran Aleppo serta Idlib, dengan hanya sedikit kegiatan setempat dan sejumlah kejadian kecil," kata de Mistura kepada wartawan di Jenewa.
"Sejumlah sumber di lapangan, yang melakukan kegiatan, termasuk yang ada di Aleppo, mengatakan bahwa keadaan meningkat dengan tidak ketiadaan serangan udara," katanya.
Damaskus dan Suriah tengah juga dalam keadaan tenang namun terdapat beberapa laporan adanya bentrokan antara pasukan pemerintah dengan oposisi di sekitar Harasta dan adanya pertempuran di Quneitra antara pasukan pemerintah dengan Front Nusra, sebuah kelompok yang tidak diikutsertakan dalam gencatan senjata dan telah merubah nama kelompoknya dengan nama Jabhat Fateh Al Sham.
Sejumlah bagian yang rentan dalam kesepakatan itu adalah untuk mencegah pertempuran membesar dan untuk memisahkan para kelompok oposisi bersenjata yang memantai gencatan senjata itu dari mereka yang tidak, terutama kelompok militan Jabhat Fateh Al Sham yang kuat.
De Mistura mengatakan bahwa itu perlu diselesaikan dalam kurun waktu satu minggu, yang dapat menjadi satu tantangan.
Jika gencatan senjatanya berjalan, bantuan PBB dapat dikerahkan dengan sangat segera, dan penduduk Suriah dapat melihat "tidak ada lagi bom dan lebih banyak truk," de Mistura mengatakan.
"Namun apa yang masih kurang adalah surat izin dari pemerintah," katanya, "Kami belum menerima surat izin itu namun kami sangat mengharapkannya dan berharap pemerintah akan mengeluarkannya dengan segera."
De Mistura mengatakan, kesepakatan itu tidak menyebutkan apapun terkait pembebasan para tahanan, yang pernah disebut sebagai salah satu tuntutan kunci pihak oposisi, dengan puluhan atau bahkan ratusan orang dipenjara.
"Saya dapat mengatakan kepada Anda bahwa tidak ada acuan dalam kesepakatan ini terkait masalah tahanan, yang masih menjadi persoalan penting, yang saya rasa perlu ditangani dalam kaitan berbeda namun perlu untuk ditangani," katanya.
Meskipun terdapat sejumlah kekerasan setelah matahari terbenam pada Senin, pada pagi dini hari, hampir tidak terdengar suara tembakan dan sejumlah truk bantuan PBB seharusnya dapat bergerak dengan segera jika pemerintah Suriah mengeluarkan izin, katanya.
"Hari ini tampak tenang di Hama, Latakia, Aleppo dan pinggiran Aleppo serta Idlib, dengan hanya sedikit kegiatan setempat dan sejumlah kejadian kecil," kata de Mistura kepada wartawan di Jenewa.
"Sejumlah sumber di lapangan, yang melakukan kegiatan, termasuk yang ada di Aleppo, mengatakan bahwa keadaan meningkat dengan tidak ketiadaan serangan udara," katanya.
Damaskus dan Suriah tengah juga dalam keadaan tenang namun terdapat beberapa laporan adanya bentrokan antara pasukan pemerintah dengan oposisi di sekitar Harasta dan adanya pertempuran di Quneitra antara pasukan pemerintah dengan Front Nusra, sebuah kelompok yang tidak diikutsertakan dalam gencatan senjata dan telah merubah nama kelompoknya dengan nama Jabhat Fateh Al Sham.
Sejumlah bagian yang rentan dalam kesepakatan itu adalah untuk mencegah pertempuran membesar dan untuk memisahkan para kelompok oposisi bersenjata yang memantai gencatan senjata itu dari mereka yang tidak, terutama kelompok militan Jabhat Fateh Al Sham yang kuat.
De Mistura mengatakan bahwa itu perlu diselesaikan dalam kurun waktu satu minggu, yang dapat menjadi satu tantangan.
Jika gencatan senjatanya berjalan, bantuan PBB dapat dikerahkan dengan sangat segera, dan penduduk Suriah dapat melihat "tidak ada lagi bom dan lebih banyak truk," de Mistura mengatakan.
"Namun apa yang masih kurang adalah surat izin dari pemerintah," katanya, "Kami belum menerima surat izin itu namun kami sangat mengharapkannya dan berharap pemerintah akan mengeluarkannya dengan segera."
De Mistura mengatakan, kesepakatan itu tidak menyebutkan apapun terkait pembebasan para tahanan, yang pernah disebut sebagai salah satu tuntutan kunci pihak oposisi, dengan puluhan atau bahkan ratusan orang dipenjara.
"Saya dapat mengatakan kepada Anda bahwa tidak ada acuan dalam kesepakatan ini terkait masalah tahanan, yang masih menjadi persoalan penting, yang saya rasa perlu ditangani dalam kaitan berbeda namun perlu untuk ditangani," katanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: