China peringatkan Taiwan tidak izinkan Dalai Lama berkunjung
14 September 2016 15:57 WIB
Dalai Lama dan penyanyi Lady Gaga tampil bersama untuk sesi tanya jawab dalam "signifikansi global membangun kota yang penuh kasih" dalam Konferensi AS Pertemuan Tahunan Walikota ke 84 di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Minggu (26/6/2016). (REUTERS/Chris Bergin)
Beijing/Taipei (ANTARA News) - Pemerintah China, Rabu, mengingatkan pemerintah Taiwan tidak menerima pemimpin kerohanian Tibet, Dalai Lama, yang diasingkan, setelah anggota legislatif terkemuka mengundangnya datang ke pulau berpemerintahan sendiri namun diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayah China daratan.
Mantan Presiden Taiwan, Ma Yingjeou, yang mengedepankan kedekatan hubungan ekonomi dengan China, menolak Dalai Lama memasuki wilayahnya beberapa waktu setelah kunjungan terakhir ke Taiwan pada 2009.
Pada kesempatan tersebut, Ma mengizinkan dia memasuki Taiwan namun dia tidak menemuinya.
Presiden baru Taiwan, Tsai Ingwen, yang terpilih pada Januari, belum mengatakan kemungkinan pemerintahannya mengizinkan kunjungan Dalai Lama, yang akan memberikan selamat kepada Tsai atas kemenangan luar biasa pada pemilihan umum itu.
Freddy Lim, salah satu penyanyi heavy metal terkenal dan kritikus vokal terhadap Beijing, yang terpilih sebagai anggota parlemen pada bulan Januari lalu, mengundang Dalai Lama yang dia temui di India pada pekan lalu.
Ma Xiaoguang, juru bicara Kementerian China urusan Taiwan, dalam pengarahan pers rutin di Beijing mengatakan bahwa Dalai Lama "mengenakan pakaian keagamaan memboyong sejumlah aktivis separatisme".
"Tujuan beberapa kekuatan di Taiwan untuk berkolusi dengan kelompok separatis mengupayakan kemerdekaan Tibet dan menciptakan kekacauan yang akan berdampak parah pada hubungan lintas Selat Taiwan," kata Ma.
"Kami sangat menentang berbagai bentuk kunjungan," katanya.
Asisten Lim, Kenny Chang, kepada Reuters mengatakan, Dalai Lama sangat menghormati Taiwan.
"Lim mengundang beliau untuk berkunjung ke Taiwan membagikan ide-idenya dan filsafat keagamaan," katanya.
Menteri Luar Negeri Taiwan, David Lee, Selasa, kepada anggota dewan legislatif mengatakan bahwa jika Dalai Lama memutuskan untuk datang, kementeriannya akan meninjau persoalan itu secara hati-hati, demikian laporan media.
Kementerian tersebut belum bisa dimintai komentar.
Pemerintah China mencurigai Tsai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) mendukung kemerdekaan Taiwan, bahkan saat Tsai berkeinginan untuk menjaga perdamaian dengan China.
Pada Juni, China menghentikan mekanisme komunikasi dengan Taiwan karena penolakan pemerintahan tersebut untuk mengakui asas "Satu China".
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak pernah menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan berada di bawah kekuasaannya.
Pasukan Partai Nasionalis (Kuomintang) yang kalah dari Partai Komunis China melarikan ke pulau Taiwan untuk mengakhiri perang sipil dengan Komunis pada 1949.
Dalai Lama yang meraih Nobel Perdamaian pada 1989 melarikan diri ke pengasingannya di India pada 1959 setelah pemberontakan terhadap pemerintahan Komunis berakhir dengan kegagalan.
Tenzin Taklha, ajudan Dalai Lama di Dharamsala, India, sebagai tempat kedudukan pemerintahan Tibet di pelarian menolak memberikan tanggapan saat dihubungi lewat telepon.
Dalai Lama yang sedang mengunjungi Eropa mengaku ingin mendapatkan otonomi penuh di tanahnya di Himalaya.
Mantan Presiden Taiwan, Ma Yingjeou, yang mengedepankan kedekatan hubungan ekonomi dengan China, menolak Dalai Lama memasuki wilayahnya beberapa waktu setelah kunjungan terakhir ke Taiwan pada 2009.
Pada kesempatan tersebut, Ma mengizinkan dia memasuki Taiwan namun dia tidak menemuinya.
Presiden baru Taiwan, Tsai Ingwen, yang terpilih pada Januari, belum mengatakan kemungkinan pemerintahannya mengizinkan kunjungan Dalai Lama, yang akan memberikan selamat kepada Tsai atas kemenangan luar biasa pada pemilihan umum itu.
Freddy Lim, salah satu penyanyi heavy metal terkenal dan kritikus vokal terhadap Beijing, yang terpilih sebagai anggota parlemen pada bulan Januari lalu, mengundang Dalai Lama yang dia temui di India pada pekan lalu.
Ma Xiaoguang, juru bicara Kementerian China urusan Taiwan, dalam pengarahan pers rutin di Beijing mengatakan bahwa Dalai Lama "mengenakan pakaian keagamaan memboyong sejumlah aktivis separatisme".
"Tujuan beberapa kekuatan di Taiwan untuk berkolusi dengan kelompok separatis mengupayakan kemerdekaan Tibet dan menciptakan kekacauan yang akan berdampak parah pada hubungan lintas Selat Taiwan," kata Ma.
"Kami sangat menentang berbagai bentuk kunjungan," katanya.
Asisten Lim, Kenny Chang, kepada Reuters mengatakan, Dalai Lama sangat menghormati Taiwan.
"Lim mengundang beliau untuk berkunjung ke Taiwan membagikan ide-idenya dan filsafat keagamaan," katanya.
Menteri Luar Negeri Taiwan, David Lee, Selasa, kepada anggota dewan legislatif mengatakan bahwa jika Dalai Lama memutuskan untuk datang, kementeriannya akan meninjau persoalan itu secara hati-hati, demikian laporan media.
Kementerian tersebut belum bisa dimintai komentar.
Pemerintah China mencurigai Tsai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) mendukung kemerdekaan Taiwan, bahkan saat Tsai berkeinginan untuk menjaga perdamaian dengan China.
Pada Juni, China menghentikan mekanisme komunikasi dengan Taiwan karena penolakan pemerintahan tersebut untuk mengakui asas "Satu China".
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak pernah menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan berada di bawah kekuasaannya.
Pasukan Partai Nasionalis (Kuomintang) yang kalah dari Partai Komunis China melarikan ke pulau Taiwan untuk mengakhiri perang sipil dengan Komunis pada 1949.
Dalai Lama yang meraih Nobel Perdamaian pada 1989 melarikan diri ke pengasingannya di India pada 1959 setelah pemberontakan terhadap pemerintahan Komunis berakhir dengan kegagalan.
Tenzin Taklha, ajudan Dalai Lama di Dharamsala, India, sebagai tempat kedudukan pemerintahan Tibet di pelarian menolak memberikan tanggapan saat dihubungi lewat telepon.
Dalai Lama yang sedang mengunjungi Eropa mengaku ingin mendapatkan otonomi penuh di tanahnya di Himalaya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: