New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street ditutup turun lebih dari satu persen pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor terus mengawasi penurunan harga minyak dan mempertimbangkan kapan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunganya.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 258,32 poin atau 1,41 persen menjadi berakhir di 18.066,75. Indeks S&P 500 turun 32,02 poin atau 1,48 persen menjadi ditutup pada 2.127,02, dan indeks komposit Nasdaq kehilangan 56,63 poin atau 1,09 persen menjadi 5.155,25.

Harga minyak turun pada Selasa, dengan kedua kontrak minyak mentah AS dan minyak mentah Brent jatuh lebih dari dua persen, karena Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pertumbuhan permintaan minyak global melambat pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Saham-saham sektor energi turun 2,86 persen, memimpin semua sektor komponen S&P 500 lebih rendah.

Sementara itu, para investor masih menyaring pernyataan-pernyataan para pejabat Federal Reserve AS.

Gubernur Fed Lael Brainard, anggota voting komite kebijakan bank sentral AS, mengatakan dalam sebuah pidato pada Senin (12/9) bahwa sementara kemajuan ekonomi berlanjut akan bijaksana bagi The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.

"Brainard berpikir risiko asimetris dalam ekonomi yang baru normal mendesak untuk kehati-hatian moneter dalam penghapusan kebijakan-kebijakan akomodatif. Dia tidak akan mendorong untuk kenaikan dalam pertemuan FOMC minggu depan," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial, dalam catatannya.

Namun demikian, Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan kondisi-kondisi ekonomi saat ini menyerukan untuk "diskusi serius" tentang suku bunga pada pertemuan September, media melaporkan.

Para investor memperkirakan peluang kenaikan suku bunga 15 persen pada September, menurut alat FedWatch CME Group.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan moneter The Fed, akan menggelar pertemuan pada 20-21 September.