Ribuan orang protes adu banteng Spanyol
11 September 2016 15:11 WIB
Pelari berlari cepat di samping banteng petarung Pedraza de Yeltes dekat pintu masuk arena adu banteng di hari keempat lari bersama banteng dalam festival San Fermin di Pamplona, Spanyol utara, Minggu (10/7/2016). (REUTERS/Eloy Alonso )
Madrid (ANTARA News) - Ribuan orang berkumpul di Madtid, Sabtu (10/9) meminta larangan adu banteng, seperti yang selama ini disuarakan gerakan perlindungan satwa terhadap tradisi yang sudah berlangsung selama beradab-abad di sana.
Adu banteng masih ditemukan di Spanyol seperti di acara tahunan San Fermin, melepas banteng ke jalan yang penuh orang di kota Pamplona, dan menarik wisatawan.
Protes terhadap adu banteng dan olah raga berdarah lainnya menguat dan tiap tahun ada penurunan jumlah corrida, tempat penonton menyaksikan matador melawan banteng.
“Sedih melihat beberapa orang ingin bersenang-senang tapi makhluk lain menderita. Ada cara lain untuk menghabiskan waktu,” kata Mari Paz Rojo, salah satu demonstran, seperti yang diberitakan Reuters.
“Kami tidak ingin orang Spanyol identik dengan adu banteng, ini bukan pesta negara kami,” kata dia.
Partai politik perlindungan satwa Pacma mengatakan aksi ini merupakan yang terbesar yang pernah ada terkait adu banteng.
Survey menunjukan dukungan publik terhadap adu banteng menurun selama beberapa tahun belakangan.
Polling Ipsos Mori pada Januari lalu, untuk organisasi kesejahteraan hewan World Animal Protection, menunjukkan hanya 19 persen orang dewasa Spanyol yang setuju adu banteng, 58 persen lainnya menolak.
Meskipun Pacma tidak memiliki kekuatan membuat undang-undang, porsi suaranya meningkat pada pemilihan baru-baru ini, termasuk pada Desember dan Juni lalu.
Secara politis, isu adu banteng terpecah. Parlemen Spanyol, di bawah sayap kanan-tengah, People’s Party (PP), melindungi adu banteng pada 2013, menyatakannya sebagai aset budaya.
Tetapi, sejumlah wilayah telah melarang festival adu banteng, termasuk Catalonia timur laut yang sudah meniadakannya sejak 2011.
Wali kota Madrid, berasal dari sayap kiri dan memerintah sejak tahun lalu, telah menarik subsidi untuk sekolah adu banteng.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, festival terkenal di Spanyol “Toro de la Vega”, tidak diizinkan untuk membunuh hewan tersebut.
Festival yang berada di kota kecil Tordesillas, yang berasal dari abad pertengahan, melibatkan pemburu berkuda yang mengejar banteng sambil membawa tombak.
Adu banteng masih ditemukan di Spanyol seperti di acara tahunan San Fermin, melepas banteng ke jalan yang penuh orang di kota Pamplona, dan menarik wisatawan.
Protes terhadap adu banteng dan olah raga berdarah lainnya menguat dan tiap tahun ada penurunan jumlah corrida, tempat penonton menyaksikan matador melawan banteng.
“Sedih melihat beberapa orang ingin bersenang-senang tapi makhluk lain menderita. Ada cara lain untuk menghabiskan waktu,” kata Mari Paz Rojo, salah satu demonstran, seperti yang diberitakan Reuters.
“Kami tidak ingin orang Spanyol identik dengan adu banteng, ini bukan pesta negara kami,” kata dia.
Partai politik perlindungan satwa Pacma mengatakan aksi ini merupakan yang terbesar yang pernah ada terkait adu banteng.
Survey menunjukan dukungan publik terhadap adu banteng menurun selama beberapa tahun belakangan.
Polling Ipsos Mori pada Januari lalu, untuk organisasi kesejahteraan hewan World Animal Protection, menunjukkan hanya 19 persen orang dewasa Spanyol yang setuju adu banteng, 58 persen lainnya menolak.
Meskipun Pacma tidak memiliki kekuatan membuat undang-undang, porsi suaranya meningkat pada pemilihan baru-baru ini, termasuk pada Desember dan Juni lalu.
Secara politis, isu adu banteng terpecah. Parlemen Spanyol, di bawah sayap kanan-tengah, People’s Party (PP), melindungi adu banteng pada 2013, menyatakannya sebagai aset budaya.
Tetapi, sejumlah wilayah telah melarang festival adu banteng, termasuk Catalonia timur laut yang sudah meniadakannya sejak 2011.
Wali kota Madrid, berasal dari sayap kiri dan memerintah sejak tahun lalu, telah menarik subsidi untuk sekolah adu banteng.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, festival terkenal di Spanyol “Toro de la Vega”, tidak diizinkan untuk membunuh hewan tersebut.
Festival yang berada di kota kecil Tordesillas, yang berasal dari abad pertengahan, melibatkan pemburu berkuda yang mengejar banteng sambil membawa tombak.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: