Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memiliki strategi untuk membidik pertumbuhan industri agro sebesar 7,7 persen tahun ini, lebih tinggi dari target tahun lalu sebesar 7,5 persen.

"Dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut, strategi utama yang perlu kami lakukan, antara lain meliputi empat pendekatan atau kategori,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar lewat siaran pers di Jakarta, Jumat.

Pertama, penerapan regulasi seperti pengenaan bea keluar, larangan ekspor bahan baku serta pemberian insentif tax holiday dan tax allowance.

Kedua, melakukan intervensi dengan memberikan bantuan peralatan dan mesin, serta promosi pasar melalui pameran di dalam maupun luar negeri. Ketiga, pemberian fasilitasi dan pendampingan seperti pelatihan desain, peningkatan kompetensi SDM, kualitas dan mutu, serta pendampingan teknologi. “Keempat adalah sosialisasi melalui peraturan-peraturan dan standardisasi,” ungkapnya.

Haris menyampaikan hal itu pada Seminar Nasional dengan tema "Hilirisasi Industri Sumber Daya Alam Kalimantan Barat untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan dan Kosmetika" di Pontianak, Kalimantan Barat.

Strategi pembinaan dan pengembangan industri agro nasional dinilai akan berhasil dengan baik, jika dilakukan koordinasi dan sinkronisasi yang sinergis antar instansi terkait baik di pusat maupun daerah termasuk peran lembaga penelitian dan pengembangan (litbang).

“Pengembangan industri agro membawa dampak ganda pada penyediaan lapangan kerja dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh daerah,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Haris, banyak tantangan yang harus dihadapi industri agro saat ini seiring dengan semakin meningkatnya persyaratan konsumen akan produk-produk bermutu tinggi dan aman serta semakin ketatnya persaingan pasar baik di lokal maupun global.

“Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar target dapat tercapai,” ujarnya.