Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp13.091, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.063 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan pada akhir pekan ini (9/9) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju mata uang domestik.

"Mata uang komoditas cenderung melemah, termasuk rupiah menyusul harga minyak mentah dunia yang tertekan," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,36 persen menjadi 46,97 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,42 persen menjadi 49,28 dolar AS per barel.

Di sisi lain, lanjut dia, aksi ambil untung pelaku pasar uang jangka pendek turut menjadi salah satu faktor yang menekan rupiah terhadap dolar AS di pasar valas domestik.

Sementara itu, Kepala Riset Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan dolar AS masih relatif terbatas akibat ketidakpastian kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya.

Ia mengatakan bahwa data jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang turun meredam harapan kenaikan suku bunga AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran berkurang sebanyak 4.000 menjadi 259.000 pada pekan yang berakhir 3 September, dari pekan sebelumnya 263.000.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.089 dibandingkan hari sebelumnya (8/9) Rp13.090.