Shanghai, China (ANTARA News) - Perdana Menteri China, Li Keqiang, di depan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berharap agar hubungan kedua negara itu pulih, kata Kementerian Luar Negeri China, dalam lamannya, Jumat.

Kedua pemimpin itu bertemu dalam pertemuan di sela-sela temu puncak kawasan di ibukota Laos, Vientiane, Kamis, di tengah ketegangan tinggi China dengan Filipina terkait perairan sengketa di Laut China Selatan.

Li mengatakan berharap hubungan dwipihak di antara negara itu dapat mewujudkan pembangunan sehat dan stabil.

Duterte mengatakan, ungkapan Li itu menunjukkan salah satu prinsipnya, dengan menambahkan, pemulihan hubungan dengan China adalah yang diinginkannya, katanya.

China mengklaim sepihak hampir semua wilayah Laut China Selatan, perairan yang dilalui kapal dagang senilai lima triliun dolar Amerika Serikat per tahunnya.

Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan turut mengklaim perairan itu.

China dalam beberapa tahun terakhir telah membuat sejumlah negara yang bersengketa berikut AS dan Jepang khawatir. Pasalnya, negara itu mereklamasi sejumlah wilayah karang sengketa untuk pembangunan landasan udara dan pelabuhan.

Hasil Mahkamah Permanen Arbitrase Internasional, Juli, dimenangkan pihak Manila, dan menyatakan, pembangunan yang dilakukan China ilegal, serta klaim China terhadap sebagian besar wilayah Laut China Selatan tak memiliki landasan hukum.

Namun, China menolak keputusan itu.