Mekkah (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali memeriksa kesiapan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) dan mengemukakan penerapan skema 2-3-4 selama kurun waktu itu.

"Dua terkait persiapan prawukuf, tiga saat wukuf, dan empat pascawukuf," katanya saat menyampaikan sambutan pada malam konsolidasi persiapan Armina di Dar Hadi Hotel, Mekkah, Arab Saudi, Jumat.

Dua persiapan prawukuf meliputi persiapan pelaksanaan ibadah di Armina dan persiapan mobilisasi jamaah dari hotel-hotel di Mekkah menuju Arafah.

Ia meminta setiap petugas betul-betul fokus dalam mempersiapkan pelaksanaan ibadah di Armina.

"Besok (10/9) seluruh tenda dan karpet di maktab harus sudah terpasang, termasuk penyejuk udara, instalasi listrik dan lainnya. Juga sarana kesehatan dan dapur umum," katanya.

Tentang mobilisasi jamaah menuju Arafah, ia mengatakan, "Pastikan semua jamaah di hotel masing-masing tahu persis jam berapa mereka harus meninggalkan hotelnya menuju Arafah."

Ia meminta petugas mengingatkan jamaah agar tidak terlalu cepat bersiap sehingga tidak terlalu lama menunggu.

Sementara tiga hal yang harus disiapkan petugas saat wukuf meliputi pelaksanaan rencana satuan operasi (satops) Armina sesuai tahapan-tahapannya, pergerakan jamaah haji dari Arafah menuju Muzdalifah serta pendampingan dan perlindungan jamaah selama di Mina.

"Terkait jam terlarang menuju Jamarat harus ditekankan. Ada inovasi baru tahun ini, di setiap pintu keluar masuk tenda Mina akan dipasang semacam traffic light untuk menjadi penanda bagi jamaah. Jika merah, berarti tidak boleh ke Jamarat," ujarnya.

Dia juga menjelaskan empat formula paska wukuf, pertama segera menghidupkan Daerah Kerja Madinah untuk menerima kedatangangan jamaah gelombang kedua yang akan bergerak dari Mekkah.

Kedua, mempersiapkan kepulangan jamaah dalam kelompok terbang (kloter) awal melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.

"Tahun lalu ada gangguan ketepatan waktu karena banyak koper jamaah yang menyimpan zamzam dan kelebihan berat. Pastikan penyisiran bagasi sudah dilakukan sejak di hotel," kata Menteri Agama.

Ketiga, mengefektifkan program rutin di Mekkah dan Madinah seperti distribusi makanan, transportasi bus shalawat, dan kegiatan pembinaan.

"Pembinaan jangan berhenti meski sudah wukuf agar implementasi kemabruran haji bisa tercermin saat kembali ke Tanah Air," katanya.

Keempat, penanganan pasien yang mengalami gangguan kesehatan pascawukuf, utamanya mereka yang terpisah dari kloter karena harus menjalani perawatan.

"Pola 2-3-4 ini saya pilih yang penting untuk kembali kita konsolidir dan persiapkan lebih matang sehingga haji tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.

Wukuf akan dilaksanakan di Arafah pada 11 September 2016. Jamaah akan mulai diberangkatkan ke Arafah secara bertahap pada 10 September pagi.

Pemerintah memiliki tanggung jawab penuh mengatur jamaah reguler yang kuotanya tahun ini 155.200.

Setiap kloter jamaah akan didampingi oleh petugas kloter, yang terdiri atas pembimbing ibadah, petugas kesehatan, petugas perlindungan dan pelayanan.

Jamaah yang mengalami ganggguan kesehatan akan menjalani safari wukuf. Mereka akan diberangkatkan dengan moda transportasi yang dilengkapi dengan alat-alat kesehatan ke Arafah dan kemudian dibawa kembali ke fasilitas kesehatan.

Jamaah yang karena alasan kesehatan tidak dapat melakukan wukuf akan dibadalkan atau dihajikan oleh orang lain dengan biaya dari pemerintah, demikian juga dengan mereka yang meninggal dunia sejak dari embarkasi hingga sebelum wukuf.