Dili, Timor Leste (ANTARA News) - Sehari sebelum pemilu presiden dilaksanakan pada Senin nanti (9/4), Presiden Xanana Gusmao menyaksikan penyerahan kotak-kotak suara yang akan disebar ke kecamatan-kecamatan yang ada di Dili dan seluruh Timor Leste. Dalam penyerahan itu, hadir juga Direktur Secretaiado Tecnico de Administracao Eleitoral (STAE-Lembaga Administrasi Teknis Pemilu), Tomas do Rosario Cabral, Walikota Dili, Ruben Bras, dan Wakil Kepala Perwakilan PBB di Timor Leste, Finn Nielsen Risken, serta sejumlah petugas pengawas lapangan pemilu, demikian laporan ANTARA News dari Dili, ibu kota Timor Leste. Kecamatan-kecamatan yang mendapat kotak suara secara simbolis itu adalah Kecamatan Vera Cruz, Nainfeto, Dom Aleixo, Atauro, dan Kristu Rei. Sementara di Bandara Comorro, penyerahan kotak suara serupa juga terjadi antara perwakilan PBB di Timor Leste dengan pelaksana pemilu local. Untuk selanjutnya, kotak-kotak suara itu akan diterbangkan oleh helikopter PBB ke tempat-tempat pemungutan suara. Di Timor Leste, pelaksanaan pemilu untuk pertama kalinya setelah meraih kemerdekaan pada Mei 2002 ini dilakukan oleh dua badan. Pelaksana utamanya adalah pemerintah melalui STAE dan Comisao Nacional du Eleisoes (setara KPU di Indonesia). Namun, CNE lebih bertugas sebagai pengawas pelaksanaan pemilu belaka, karena juga berfungsi sebagai lembaga arbitrase pemilu. Seusai penyerahan itu, Gusmao menyatakan, "Saya berharap pemilu kali ini berjalan baik dan lancar tanpa kekerasan sedikit juga. Masyarakat agar dapat memberikan suaranya secara baik tanpa ancaman apa pun sesuai hati nuraninya". Xanana menolak dimintai komentarnya soal siapa yang akan dia pilih pada saat di bilik suara nanti. "Itu rahasia antara Tuhan dan saya," katanya sambil tersenyum dan menutup bibir dengan telunjuk kanannya. Terlebih jauh, dia juga enggan berkomentar soal kemungkinan kemenangan satu pihak atas pihak lain. Pun saat ditanya soal apa hal yang akan dia lakukan jika nanti dia terpilih menjadi perdana menteri, karena sejak awal dia telah menyatakan keenggannya menjadi kepala Negara baru itu. Seusai pemilu pertama dilakukan pada 9 April nanti, masih ada beberapa tahapan bagi Timor Leste untuk menentukan badan-badan pemerintahan yang baru. Pemilu presiden dijadualkan akan dilakukan dalam dua tahap jika pada tahap pertama terdapat lebih dari satu calon yang mendapat suara mendekati 50 persen. Pemilu fase kedua itu dijadwalkan akan dilaksanakan paling lambat 15 hari setelah hasil penghitungan suara secara nasional diketahui. Setelah presiden definitif diperoleh, maka dilakukan pemilu nasional untuk parlemen . Timor Leste menganut pemerintahan parlementer dan dilakukan pada akhir Juni nanti. Dalam seri pemilu pertama ini, terdapat delapan calon presiden dan 16 partai politik yang telah menyelesaikan kampanyenya. Kedelapan calon presiden itu adalah Perdana Menteri Timor Leste, Jose Ramos Horta yang dijagokan bisa memenangi pemilihan presiden. Saingan dekatnya adalah Dr Fransisco Guterres-Lu`Olo, yang diramalkan akan menjadi tandingannya jika pemilu memasuki tahap kedua. Selain mereka berdua, terdapat enam calon presiden lain, yaitu Dr Mari Alkatirie, Dr Fernando La Samma da Araujo, Dr Joao Viegas Carrascalao, dra Lucia Maria BF Lobato, Dr Aveillo Mona da Silva, dan Dr Manuel Tilman. Seluruh kandidat telah mengakhiri putaran kampanyenya di semua distrik di Timor Leste, termasuk di Distrik Oecussi, yang merupakan wilayah kantung (enclave) di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. (*)