Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.152, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.156 per dolar AS.

"Faktor global dan domestik yang lebih positif kembali membuka ruang penguatan rupiah terbuka terhadap dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.

Rangga Cipta menambahkan bahwa sentimen eksternal mengenai turunnya peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pada September 2016 menjadi salah satu faktor yang direspon positif sehingga nilai tukar rupiah bergerak menguat.

Di sisi lain, lanjut Rangga, harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat setelah Arab Saudi dan Rusia, yang menguasai lebih dari 25 persen produksi minyak dunia, sepakat untuk menstabilkan harga minyak mentah, kondisi itu turut mempengaruhi dolar AS kembali melemah di kawasan Asia.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 1,89 persen menjadi 45,28 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,10 persen menjadi 47,68 dolar AS per barel.

Dari dalam negeri, lanjut dia, uang tebusan amnesti yang meningkat dalam beberapa hari terakhir ini juga menambah optimisme pelaku pasar uang di dalam negeri.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS masih terbebani oleh data kerja Amerika Serikat yang pesimis, sementara itu kenaikan harga minyak juga turut memangkas dukungan terhadap dolar AS terhadap mata uang komoditas.