Tiongkok bidik investasi industri TPT senilai USD100 juta
6 September 2016 08:47 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan mengenai kebijakan dan program strategis pengembangan industri nasional agar berdaya saing di pasar global ketika menjadi narasumber di Indonesia Business Forum disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) di Shanghai, Tiongkok, 3 September 2016. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Investor asal Tiongkok Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd menyatakan minatnya untuk membangun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan nilai investasi sebesar 100 juta dollar AS.
“Kami tentunya menyambut baik minat Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa.
Airlangga juga menyampaikan beberapa opsi lokasi investasi seperti di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, mengingat masih luas lahannya dan tenaga kerjanya yang tersedia cukup terampil.
Hal itu disampaikannya sebagai salah satu hasil kunjungan kerja mendampingi Presiden Joko Widodo ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) beberapa hari lalu dalam rangka menghadiri KTT G-20 di Hangzhou. Selain itu, Airlangga juga sempat menjadi narasumber pada Indonesia Business Forum di Shanghai.
Airlangga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd di Shanghai. Pada kesempatan itu, ia didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Harjanto serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.
“Kami meminta kepada mereka agar dapat melakukan kerja sama dengan local partner,” ujar Airlangga. Sementara itu, lanjutnya, pihak Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd sempat menanyakan tentang insentif investasi serta ketersediaan energi bagi industri TPT.
Airlangga menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan deregulasi kebijakan ekonomi untuk mengurangi aturan-aturan yang dapat menghambat perkembangan industri dan bisnis di Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 13 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.
“Pemerintah juga tengah mengkaji penurunan harga gas yang kompetitif bagi industri, termasuk untuk sektor TPT. Hal ini untuk meningkatkan daya saing industri tersebut,” tuturnya.
Di samping itu, tambah Airlangga, bagi industri yang memenuhi syarat akan diberikan insentif khusus seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk bagi industri tertentu dalam rangka investasi.
Airlangga menambahkan, selain Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia, China Railway Construction Corporation (CCRC) juga sudah sepakat menyusun mekanisme kerja sama dengan Kemenperin RI untuk meningkatkan SDM dan daya saing industri kedua negara dalam waktu dekat. CRRC merupakan industri yang bergerak di sektor manufaktur serta jasa konstruksi kereta cepat, jembatan, terowongan dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.
“Kami tentunya menyambut baik minat Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa.
Airlangga juga menyampaikan beberapa opsi lokasi investasi seperti di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, mengingat masih luas lahannya dan tenaga kerjanya yang tersedia cukup terampil.
Hal itu disampaikannya sebagai salah satu hasil kunjungan kerja mendampingi Presiden Joko Widodo ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) beberapa hari lalu dalam rangka menghadiri KTT G-20 di Hangzhou. Selain itu, Airlangga juga sempat menjadi narasumber pada Indonesia Business Forum di Shanghai.
Airlangga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd di Shanghai. Pada kesempatan itu, ia didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Harjanto serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.
“Kami meminta kepada mereka agar dapat melakukan kerja sama dengan local partner,” ujar Airlangga. Sementara itu, lanjutnya, pihak Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd sempat menanyakan tentang insentif investasi serta ketersediaan energi bagi industri TPT.
Airlangga menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan deregulasi kebijakan ekonomi untuk mengurangi aturan-aturan yang dapat menghambat perkembangan industri dan bisnis di Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 13 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.
“Pemerintah juga tengah mengkaji penurunan harga gas yang kompetitif bagi industri, termasuk untuk sektor TPT. Hal ini untuk meningkatkan daya saing industri tersebut,” tuturnya.
Di samping itu, tambah Airlangga, bagi industri yang memenuhi syarat akan diberikan insentif khusus seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk bagi industri tertentu dalam rangka investasi.
Airlangga menambahkan, selain Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co., Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia, China Railway Construction Corporation (CCRC) juga sudah sepakat menyusun mekanisme kerja sama dengan Kemenperin RI untuk meningkatkan SDM dan daya saing industri kedua negara dalam waktu dekat. CRRC merupakan industri yang bergerak di sektor manufaktur serta jasa konstruksi kereta cepat, jembatan, terowongan dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: