Koba (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia, Pratikno mengatakan Indonesia harus menjadi rujukan pluralisme dunia karena berhasil memelihara keberagaman.

"Indonesia telah berhasil mengelola pluralisme dan demokrasi, meskipun memiliki penduduk yang heterogen," kata Pratikno saat menjadi pembicara Forum Dekan Ilmu Sosial dan Politik se-Indonesia di Koba, Bangka Belitung, Sabtu.

Menurut dia, banyak negara yang dianggap gagal, karena konflik berkepanjangan seperti konflik di negara-negara Timur Tengah meski penduduknya homogen.

"Saat ini negara-negara di Eropa juga khawatir dengan pluralisme, karena dasar pembentukan negara berasal dari nasionalisme primordial yang bergantung kepada kesamaan etnis, bahasa, maupun agama," katanya.

Ia mengatakan Indonesia memiliki pondasi yang kuat yaitu Bhineka Tunggal Ika dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.

"Sudah saatnya bangsa ini menyumbangkan ide-ide pluralisme kepada dunia dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal yang dimilikinya," ujarnya.

Menurut dia keunggulan mengelola keberagaman seharusnya memberikan peluang bagi ilmu sosial dan politik di Indonesia, untuk menjadi narator dan guru bagi pluralisme dunia.

"Namun saat ini para akademisi ilmu sosial dan politik di Indonesia masih terjebak dalam studi prosedural seperti mendalami masalah Pilkada dan Otonomi Daerah yang secara langsung kurang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Seharusnya, kata dia para akademisi mampu melakukan studi dalam lingkup strategis seperti masalah politik pangan, pertanian, dan perikanan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak," katanya.