Kudus (ANTARA News) - Alexander patut berbangga hati karena kedua puteranya berhasil melangkah ke babak final Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2016.




Padahal Christopher Alvin Darmo Wongso dan Christopher Aldrich Darmo Wongso baru serius mendalami bulu tangkis selama 1,5 tahun ini, waktu yang cukup singkat.




"Saya tidak menyangka karena mereka terhitung masih baru latihan," kata Alexander kepada ANTARA News, Jumat.




Alvin dan Aldrich mendapatkan tiket ke final dari audisi di Balikpapan. Sebelum mengikuti audisi, mereka latihan intensif selama sebulan dengan menambah jam latihan.




"Mereka latihan mulai dari subuh sebelum berangkat sekolah. Terus lanjut lagi pulang sekolah latihan selama empat jam, malamnya sparing," ujarnya.




Menurut Alexander, anaknya baru serius terjun ke bulu tangkis setelah diajak oleh pemilik PB Hevindo Balikpapan. Saat itu, anak bungsunya Aldrich diajak bergabung karena dinilai berbakat saat bermain di Olimpiade Olahraga dan Siswa Nasional (O2SN) tingkat kecamatan.




"Padahal waktu itu dia baru menyentuh raket, saya latih sendiri tapi tidak latihan intens. Ternyata dia dilihat punya bakat sehingga disuruh bergabung di klub. Kemudian kakaknya ikut gabung juga, ternyata berbakat juga," tutur Alexander.




Setelah itu, kemampuan Darmo Wongso bersaudara itu semakin berkembang. Aldrich misalnya, berhasil menjuarai turnamen kota Balikpapan dan merebut gelar juara dua Kejurwil Palangkaraya. Begitu pun dengan Alvin yang sukses meraih gelar juara 2 O2SN di sektor tunggal dan juara 2 di sektor ganda sedangkan di kejuaraan kota Balikpapan. Alvin merebut gelar juara 1 di nomor ganda dan juara 2 di sektor tunggal.




"Mereka memang bisa bermain tunggal dan ganda, sering mendapat gelar juara di dua nomor itu," tambahnya.




Lebih lanjut, Alexander mengungkapkan kedua anaknya memiliki kelebihan masing-masing.




"Kalau kakaknya punya motivasi dan mental bertanding luar biasa, sedangkan adiknya itu daya juangnya tinggi dan cepat belajar. Setiap Minggu mereka lari di bukit selama 45 menit dan di luar latihan, mereka rajin lihat youtube permainan para legenda untuk lihat cara bermainnya," jelas Alexander.




Alvin dan Aldrich semakin termotivasi setelah mendapat motivasi langsung dari juara Olimpiade Tontowi Ahmad.




"Waktu itu di acara gala dinner, saya dan kakak curi-curi waktu latihan di lapangan, terus Om Owi lewat. Dia samperin kami dan berpesan kalau main jangan mikirin menang atau kalah, yang penting semangat, kalau mau teriak ya teriak saja," kata Aldrich.




Alexander berharap peristiwa tersebut menjadi pertanda baik bagi kedua anaknya, yang sama-sama mengidolakan Liem Swie King.




"Saya mimpinya mereka menjadi seperti Mainaky bersaudara," ujarnya.