Kudus (ANTARA News) - Ananda Hilqom sempat terpuruk. Selama dua minggu ia enggan berangkat sekolah.




Kegagalannya masuk ke PB Djarum tahun lalu memang sempat membuatnya tergoncang.




"Dia memang sempat down, karena ibaratnya dia sudah tinggal selangkah lagi bisa masuk tetapi gagal," kata ibu dari Ananda, Sri Purwanti, kepada ANTARA News, Jumat.




Saat mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015, Ananda berhasil melewati tahap demi tahap hingga akhirnya mengamankan tiket masuk ke karantina PB Djarum.




Ternyata, setelah seminggu mengikuti karantina, Ananda harus angkat kaki. Impiannya bisa menjadi bagian dari klub tertua itu pun kandas.




"Tetapi dia bangkit lagi," ujar Sri.




Ananda semakin rajin berlatih, latihannya ditingkatkan. Padahal, Ananda yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah itu harus bolak-balik ke klubnya Hames di Semarang.




Sepulang sekolah, Ananda diantar ojek langganannya ke Semarang, menjalani latihan dari pukul 13.00 sampai 18.00 WIB.




"Pulangnya saya jemput. Begitu terus setiap Selasa sampai Kamis. Kalau Minggu latihannya pagi dari jam 07.00 sampai pukul 12.00 WIB," tutur Sri.




Kegagalan sebelumnya membuat Ananda semakin gigih. Siswa kelas 6 SDN 2 Kutoharjo, Kendal itu hampir tidak ada waktu untuk bermain.




Jerih payahnya membuahkan hasil. Setelah kembali mengikuti audisi di Kudus, Ananda menembus final. Ia berharap kali ini benar-benar bisa masuk PB Djarum.




Bahkan, Ananda yang mampu bermain di sektor tunggal maupun ganda sempat mengikuti audisi pemain ganda PB Djarum di Jakarta namun gagal karena dinilai masih terlalu kecil.




"Saya tidak mau menyerah," tegas penggemar Mohammad Ahsan itu.




Begitu pun dengan Brahma Aditya, pemain asal Solo. Nasibnya sama dengan Ananda, harus hengkang setelah dinyatakan berhasil masuk karantina setelah dua kali mengikuti Audisi Umum.




"Katanya tanganku kurang pintar mengolah bola," ujar Brahma, yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP.




"Tapi terus coba lagi, pokoknya enggak mau menyerah," katanya dengan bersemangat.




Brahma mengaku latihan terus menerus, terutama meningkatkan kemampuan tangannya. Pada audisinya yang ketiga, ia mencoba memberikan yang terbaik.