Pontianak (ANTARA News) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengatakan semua pihak mesti mencegah terjadinya pembakaran lahan pada lahan gambut mengingat dampak kebakaran yang terjadi akan sangat besar.

"Saya dan pak Gubernur selalu menekankan kepada semua pihak, khususnya pada satgas pendegahan kebakaran hutan dan lahan untuk mengantisipasi terjadinya pembakaran pada lahan gambut mengingat dampaknya sangat besar sekali," kata Christiandy di Pontianak, Rabu.

Dia menjelaskan, jika terjadi kebakaran pada lahan gambut, meski sudah dipadamkan, namun api masih tetap bertahan di dalam tanah, dan dapat kembali terbakar saat permukaan tanah kembali kering.

Selain itu, lanjutnya, dampak asal yang ditimbulkan dari kebakaran lahan gambut juga lebih besar dibanding kebakaran yang terjadi pada lahan hutan non-gambut.

"Makanya, ini yang perlu kita waspadai, mengingat Kalbar ini sebagai besar lahannya merupakan lahan gambut dan mudah terbakar," kata mantan ketua Satgas Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalbar 2015 itu.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar T.T.A. Nyarong mengatakan, pemerintah Kalimantan Barat baru saja mendapat bantuan anggaran senilai Rp300 juta yang diperuntukkan penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Bantuan ini bersumber dari Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN), yang baru saja dicairkan beberapa hari lalu. Namun anggaran yang dikucurkan ini jauh lebih kecil dari yang diusulkan yakni sebesar Rp13 miliar," tuturnya.

Dia mengakui anggaran yang dikucurkan itu jauh dari kata cukup. Hanya saja dia menyatakan pemerintah daerah tidak bisa menuntut pusat agar mencairkan anggaran dalam jumlah besar.

Sedangkan dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah anggaran cukup besar yakni mencapai Rp1 miliar lebih yang bersumber dari APBN.

Nyarong menjelaskan sebenarnya dana untuk pencegahan kasus ini ada di berbagai instansi dengan jumlah total Rp2,8 miliar. Dalam hal ini, lanjut dia, BPBD hanya melihat apakah penggunaan dana tersebut berjalan optimal atau tidak.

"Jadi dana itu ada di saya juga bukan dana sharing. Instansi terkait punya dana berapa untuk pencegahan kasus ini. Misalnya hanya Rp10 juta dari satu instansi dan ada berapa lagi dari instansi lainnya," kata dia.

Dia juga menjelaskan, pada tahun 2015 tercatat lahan gambut yang terbakar seluas 74.858 hektar. Untuk tahun ini luasan lahan yang terbakar itu memang lebih kecil yakni sekitar 600 hektar lebih.

"Sedangkan jumlah lahan gambut yang terdata sekitar 1.700.000 hektar. Inilah yang meyakini saya lahan gambut yang terbakar menyebabkan bencana asap, makanya kita fokuskan upaya pencegahan kebakaran hutan pada lahan gambut," kata dia.

Dilihat dari wilayah, Kabupaten Ketapang Kubu Raya sebagai daerah yang memiliki lahan gambut yang cukup luas dibandingkan wilayah lainnya. Sedangkan dari tingkat desa yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kalbar ada 135 desa.

"Dari jumlah itu, desa yang paling banyak berada di Kabupaten Ketapang dan Kubu Raya. Di Kubu Raya ada 18 desa dan 45 desa di Ketapang," kata Nyarong.