Singapura (ANTARA News) - Singapura mengakui wabah virus Zika telah menyebar dengan kasus akibat virus ini meningkat menjadi 82 kasus sejak Selasa, sedangkan AS dan sejumlah negara memperingkatkan perempuan hamil yang menjadi warga negaranya atau yang tengah berencana hamil untuk tidak bepergian ke Singapura.

Virus itu telah mewabah di benua Amerika dan Karibia sejak akhir tahun lalu dan menyerang wanita hamil dengan risiko bayi lahir dengan kepala kecil dan otak yang tidak berkembang (mikrosepali).

Sejak Selasa, AS, Australia, Taiwan dan Korea Selatan mengeluarkan larangan kepada warga negaranya untuk tidak pergi ke Singapura.


Baca Juga : Taiwan keluarkan peringatan perjalanan ke Singapura

Peringatan ini dikeluarkan setelah Singapura mengakui penularan virus Zika terjadi di luar kluster aslinya di mana paling sedikit lima dari 26 kasus baru dipastikan virus Zika di daerah Aljunied, bagian tenggara Singapura, umum kementerian kesehatan dan Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura.

Singapura menyarankan wanita hamil menempuh tes bebas virus Zika jika mereka menemukan gejala atau jika mitra mereka terbukti positif membawa virus ini.

"Ini tidak hanya bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpapar Zika," kata kementerian kesehatan Singapura.

Wabah Zika ini dikhawatirkan mempengaruhi dunia pariwisata Singapura di mana lebih dari 55 juta orang transit di Bandara Changi, Singapura, setiap tahun. Pada semester pertama tahun ini saja, jumlah turis yang datang ke negeri ini mencapai 8 juta orang atau lebih dari satu juta orang dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Singapura pertama kali melaporkan Zika bisa menular dari daerah setempat pada akhir pekan lalu, dan sejak itu jumlah orang yang positif terinfeksi virus itu meningkat dari hari ke hari. Namun puluhan orang dinyatakan pulih seketika dari virus ini.




Baca Juga : Harapan baru penanganan Zika dari obat yang sudah ada


Warga Singapura sendiri sigap menanggapi seruan pemerintah dengan berhati-hati saat digigit nyamuk, yang menjadi penyebar virus Zika.

Menurut Singapura, kebanyakan yang awalnya terinfeksi adalah para pekerja migran dari daerah anak benua Asia (India, Bangladesh dan Pakistan), yang bekerja di sektor konstruksi dan kelautan.

Zika pertama kali ditemukan di Uganda pada 1947, dan kemudian menciptakan kluster infeksi manusia dari 1960-an sampai 1980-an di Afrika dan Asia. Zika menyebar ke Brasil setelah warga Brasil bepergian ke Asia.

WHO menyebut Zika sebagai darurat kesehatan global karena kaitannya dengan mikrosepali. Di Brasil saja, Zika dikaitkan dengan sekitar 1.800 kasus mikrosepali, demikian Reuters.