Mekkah (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyiapkan 10 bus dan ambulans untuk melakukan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dan tidak bisa mengikuti ibadah wukuf di Padang Arafah.

"Ada 10 bus yang disiapkan, empat bus untuk safari wukuf dengan cara berbaring bagi jamaah yang memang harus tidur dan sisanya enam bus untuk jamaah yang masih bisa duduk," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Arab Saudi, Selasa.

Ia mengatakan bus yang diperuntukkan bagi pasien yang harus dibawa dalam kondisi berbaring akan diatur kapasitasnya untuk empat hingga delapan pasien per bus.

"Tergantung kegawatan masing-masing," katanya merujuk pada keperluan untuk menyertakan peralatan yang diperlukan pasien.

Ambulans, kata dia, akan diperuntukkan safari wukuf bagi pasien dengan tingkat kegawatan khusus yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat ditempatkan dalam bus.

"Safari wukuf dengan ambulans diberikan pada jamaah, sampai batas tertentu," katanya seraya menambahkan bahwa KKHI bekerja sama dengan pihak kesehatan Arab Saudi untuk menentukan pasien-pasien yang bisa diberangkatkan mengikuti safari wukuf, termasuk pasien ICU (intensive care unit).

Para pasien di dalam setiap bus dan ambulans itu akan didampingi oleh pembimbing ibadah untuk memastikan kelengkapan ibadah mereka.

Sementara itu bagi pasien yang bahkan tidak mampu untuk menjalani safari wukuf maka pemerintah akan melakukan badal haji atas nama yang bersangkutan sebagaimana jamaah yang meninggal dunia sebelum puncak ibadah wukuf di Arafah.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Eka Jusup Singka menjelaskan bahwa tidak semua pasien dapat melakukan safari wukuf.

"Pasien-pasien yang kesadarannya telah menurun, sudah tidak mampu mengenal dirinya atau mengingat keberadaannya, secara ibadah juga tidak bisa, jadi akan dibadalkan," katanya.

Pasien-pasien itu menurut dia jika diberangkatkan justru menimbulkan potensi kerawanan.

"Kalau koma misalnya, bagaimana juga bisa ibadah," katanya.

Namun, tambah dia, pasien-pasien dengan kondisi kesadaran baik akan selalu dapat diberangkatkan safari wukuf, misalnya pasien patah tulang ataupun pascaoperasi untuk diabetes melitus.

"Bagaimanapun juga selain mensukseskan ibadah kita juga harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan," katanya.

Safari wukuf adalah kegiatan membawa jamaah haji yang sakit di Arab Saudi menuju ke Padang Arafah dengan alat transportasi yang layak. Di Padang Arafah alat-alat transportasi itu akan berhenti sejenak sebelum kemudian kembali ke KKHI.

Sementara itu data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) pada Selasa (30/8) pukul 08.00 waktu Arab Saudi mencatat bahwa total 800 jamaah menjalani rawat inap dan 958 jamaah menjalani rujukan.