Kepala BNPT ajak MUI tanggulangi terorisme
29 Agustus 2016 21:23 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius (kanan) dan Ketua Umum MUI DR (Hc) KH Ma’ruf Amin (tengah) dalam pertemuan membahas penanggulangan terorisme di kantor MUI di Jakarta, Senin (29/8/2016). (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama-sama menanggulangi radikalisme dan terorisme di Tanah Air.
"Kami mohon bantuan kepada MUI untuk bisa menurunkan para dai-dainya atau ulama-ulamanya untuk membantu kami dalam memberikan pencerahan kepada orang-orang yang terpengaruh paham radikal termasuk kepada keluarga-keluarga," ujar Suhardi usai bertemu jajaran MUI di Kantor MUI, Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan itu Suhardi Deputi I BNPT Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Pencegahan Brigjen Pol Hamidin, dan Direktur Perlindungan Brigjen Pol Herwan Chaidir.
Sedangkan dari jajaran MUI hadir Ketua Umum MUI KH Maruf Amin, Sekjen MUI KH Anwar Abbas, Wasekjen MUI KH Amirsyah Tambunan, dan pengurus MUI lainnya.
Suhardi mengatakan pengaruh dan penyebaran paham radikal di Indonesia saat ini sudah sangat luar biasa. Penyebaran paham radikal itu berhubungan dengan konsep-konsep agama ataupun akidah yang artinya ada suatu konsep semacam jihad ektrem.
"Yang bisa meluruskan itu adalah para ulama. Jadi, kami ingin bekerja sama dengan para ulama di mana pun berada karena jaringan para ulama ini ada mulai dari tingkat pusat sampai pelosok daerah atau desa," katanya.
Kepala BNPT mengatakan pihaknya juga akan melibatkan pemimpin lintas agama dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia. Menurutnya perlu langkah komprehensif untuk menangkal paham radikal.
Sementara itu Ketua Umum MUI KH Maruf Amin mengatakan terorisme bersumber dari radikalisme yang terbentuk akibat distorsi pemahaman. Oleh karena itu, langkah yang ditempuh adalah memberikan pemahaman yang benar melalui buku, ceramah, diskusi, diskusi, internet, dan media lainnya.
"Yang lainnya hanya pemicu, tapi aspek pokoknya itu pemahaman yang salah. Itu yang akan kami betulkan di masyarakat melalui berbagai cara," kata Kiai Maruf.
MUI juga akan menyasar orang-orang yang sudah terkena paham radikal, baik yang pernah menjalani hukuman maupun yang belum, termasuk anak-anak, untuk mengembalikan mereka kepada paham yang benar.
Kiai Maruf mengatakan MUI akan mengaktifkan kembali Tim Penanggulangan Terorisme (TPT) untuk bekerja sama dengan BNPT.
"Jika memperoleh informasi-informasi, sasaran-sasaran, gerakan-gerakan kelompok radikal tersebut maka kami akan tentukan juga arah mengatasinya," katanya.
"Kami mohon bantuan kepada MUI untuk bisa menurunkan para dai-dainya atau ulama-ulamanya untuk membantu kami dalam memberikan pencerahan kepada orang-orang yang terpengaruh paham radikal termasuk kepada keluarga-keluarga," ujar Suhardi usai bertemu jajaran MUI di Kantor MUI, Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan itu Suhardi Deputi I BNPT Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Pencegahan Brigjen Pol Hamidin, dan Direktur Perlindungan Brigjen Pol Herwan Chaidir.
Sedangkan dari jajaran MUI hadir Ketua Umum MUI KH Maruf Amin, Sekjen MUI KH Anwar Abbas, Wasekjen MUI KH Amirsyah Tambunan, dan pengurus MUI lainnya.
Suhardi mengatakan pengaruh dan penyebaran paham radikal di Indonesia saat ini sudah sangat luar biasa. Penyebaran paham radikal itu berhubungan dengan konsep-konsep agama ataupun akidah yang artinya ada suatu konsep semacam jihad ektrem.
"Yang bisa meluruskan itu adalah para ulama. Jadi, kami ingin bekerja sama dengan para ulama di mana pun berada karena jaringan para ulama ini ada mulai dari tingkat pusat sampai pelosok daerah atau desa," katanya.
Kepala BNPT mengatakan pihaknya juga akan melibatkan pemimpin lintas agama dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia. Menurutnya perlu langkah komprehensif untuk menangkal paham radikal.
Sementara itu Ketua Umum MUI KH Maruf Amin mengatakan terorisme bersumber dari radikalisme yang terbentuk akibat distorsi pemahaman. Oleh karena itu, langkah yang ditempuh adalah memberikan pemahaman yang benar melalui buku, ceramah, diskusi, diskusi, internet, dan media lainnya.
"Yang lainnya hanya pemicu, tapi aspek pokoknya itu pemahaman yang salah. Itu yang akan kami betulkan di masyarakat melalui berbagai cara," kata Kiai Maruf.
MUI juga akan menyasar orang-orang yang sudah terkena paham radikal, baik yang pernah menjalani hukuman maupun yang belum, termasuk anak-anak, untuk mengembalikan mereka kepada paham yang benar.
Kiai Maruf mengatakan MUI akan mengaktifkan kembali Tim Penanggulangan Terorisme (TPT) untuk bekerja sama dengan BNPT.
"Jika memperoleh informasi-informasi, sasaran-sasaran, gerakan-gerakan kelompok radikal tersebut maka kami akan tentukan juga arah mengatasinya," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: